Ular Raksasa Sepanjang 15 Meter Pernah Hidup di Bumi! Mitos atau Fakta?
ekor9.com. Ular Raksasa. Sebagai bagian dari cerita rakyat, mitos selalu ada dan lestari secara turun menurun. Meski sering kali tidak rasional, sebagian orang masih memercayainya sebagai fakta di masa lampau, bahkan berlaku pula untuk kondisi di masa modern. Wujud-wujud abnormal yang dikisahkan dalam mitos pun, bagi segelintir masyarakat, diyakini pernah benar-benar ada di muka bumi.
Salah satu yang paling melegenda, yaitu entitas ular raksasa. Keberadaan ular yang berukuran lebih dari kewajaran itu diduga masih menghuni pulau-pulau kosong, gua, atau lubang-lubang besar yang ada di muka bumi. Ular tersebut sedang berhibernasi dan akan muncul di saat-saat tertentu, terutama ketika bumi sedang mengalami pergolakan dan gonjang-ganjing.
Sebagai gambaran, di era modern, piton dan anakonda menjadi ular terbesar dan terpanjang yang pernah ditemukan. Dalam Guiness Book of Record, tercatat seekor piton berukuran 7,67 meter menjadi ular terpajang di dunia yang pernah ditemukan. Ular tersebut diukur pada tangggal 12 Oktober 2011 dan diberi nama Medusa.
Tapi, apakah kamu tahu bahwa ular piton sebesar itupun kalah oleh spesies ular raksasa yang pernah tinggal di bumi? Itulah, Titanoboa. Keberadaan Titanoboa telah dibuktikan secara absah melalui fosil yang ditemukan oleh para ilmuwan.
Pada tahun 2009, fosil Titanoboa pertama kali ditemukan pada area pertambangan di La Guajira, Kolombia. Berdasarkan penelitian, entitas Titanoboa pernah hidup di muka bumi sekitar 60 juta tahun lalu semasa periode Pilosen. Diperkirakan, panjangnya mencapai 15 meter dengan bobot 1,2 ton.
Meski secara tampilan, Titanoboa tidak jauh berbeda dengan anakonda yang merupakan salah satu ular terbesar di dunia yang masih hidup saat ini, ular raksasa Titanoboa ini memiliki cara melumpuhkan mangsa yang berbeda. Jika anakonda biasa bertarung dengan melilit tubuh mangsa, Titanoboa lebih suka melakukan kejutan. Ular ini sering kali melakukan satu serangan cepat dengan gigitan yang mematikan.
Lantas, mengapa Titanoboa bisa tumbuh dan berkembang begitu besar?
Selain karena lingkungan yang masih alami dan jauh dari intervensi buatan manusia, wilayah Kolombia dan Peru pada periode Pilosen berada dalam kondisi yang sangat panas dan lembab. Iklim semacam ini membuat reptil berdarah dingin seperti Titanoboa tumbuh menjadi sangat besar.
Dengan tubuh gigantiknya, mudah saja bagi Titanoboa untuk memangsa hewan-hewan lain yang berukuran lebih kecil. Ular ini biasa memangsa berbagai jenis hewan, mulai dari reptil, hingga burung. Diduga, mereka juga bisa dan telah memangsa buaya. Apabila kamu hidup di masa itu, besar kemungkinan kamu pun tercatat sebagai salah satu menu di daftar cemilannya.
Well, saat ini Titanoboa memang telah punah. Iklim telah berubah, habitat alami mereka juga tergantikan oleh peradaban modern yang bersikeras merebut lahan. Singkat kata, manusia hadir dan mengambil alih semuanya.
Dengan begini, apakah kamu sadar bahwa kita, manusia merupakan makhluk yang lebih berbahaya? Kita lemah, namun brutal. Jika Titanoboa memangsa atas dasar kebutuhan hidup dan insting semata, manusia apa? Kita memiliki nafsu, keserakahan yang sering kali tidak sejalan dengan hukum alam.
Pertanyaannya, berapa lama lagi umur kehidupan jika manusia tidak berhenti melakukan penjajahan? #NSP