Trophy Hunting Pros and Cons, Pro Kontra Trophy Hunting

ekor9.com. Trophy Hunting Pros and Cons. Padahal hewan juga makhluk hidup, mereka punya hak asasi untuk hidup. Namun realitanya, banyak orang yang bangga membunuh para hewan. Bahkan mereka berfoto dengan bangkai hewan tersebut dengan ekspresi senang dan puas. Ironisnya, perburuan hewan sampai meninggal itu bertujuan untuk bersenang-senang, uang atau sekadar mencari kepuasan.

Sayangnya, banyak dari hewan yang mati sia-sia itu merupakan hewan langka atau dilindungi.

Fenomena perburuan ini disebut sebagai trophy hunting. Intinya, perburuan yang dilakukan bertujuan untuk rekreasi atau hiburan semata. Tentu saja aktivitas ini mengundang kecaman dari berbagai pihak. Banyak yang mengutuk keegoisan manusia dan kematian para hewan yang berharga.

Berikut ini fakta-fakta seputar pro-kontra trophy hunting:

Istilah Trophy Hunting

Perburuan singa – via : thedodo.com

Sesuai namanya, trophy hunting merupakan aktivitas perburuan hewan liar. Keberhasilan untuk memeroleh hewan itu diibaratkan sebagai piala. Biasanya ada bagian-bagian hewan tertentu yang posisinya mirip seperti piala. Entah itu gading, tanduk atau cula hewan. Dengan demikian, kebanyakan korban para pemburu adalah hewan jantan. Mereka memiliki cula, tanduk, atau gading yang lebih besar.

Istilah Trophy Room

Seperti namanya, trophy room merupakan ruangan khusus untuk menyimpan bagian tubuh hewan liar tertentu. Dagingnya sendiri akan dibuang begitu saja atau mungkin dimakan jika memang layak. Selain itu, ada juga pemburu yang menyimpan kepala atau tubuh utuh hewan buruannya. Trophy room ibarat saksi pencapaian dan keberhasilan seorang pemburu, sehingga bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Di dalamnya juga biasanya terdapat senjata yang digunakan pemburu untuk melumpuhkan hewan.

Trophy Room – via : peterflack.co.za

Istilah Ranch Hunting

Ternyata tidak semua trophy hunting terjadi di alam liar. Ada tempat-tempat tertentu yang memang didesain agar manusia bisa melampiaskan hasrat berburunya. Sifatnya juga legal. Tempat semacam peternakan ini biasa disebut ranch hunting.

Hewan-hewan akan dipelihara dan dikembangbiakkan, untuk kemudian dijadikan objek trophy hunting. Tentu saja pemburu mesti mengeluarkan bujet khusus. Hewan-hewannya sendiri antara lain domba, rusa, kijang, dll. Beberapa spesies bahkan berstatus hampir punah, sehingga pemerintah AS menuntut wajib pajar 10% dari biaya berburu. Uang tersebut digunakan untuk upala konservasi dan pelestatian hewan di habitat aslinya.

Surga bagi Trophy Hunting

Afrika menjadi surga bagi orang-orang yang gemar melakukan trophy hunting. Aktivitas ini sudah berlangsung sejak tahun 1960-an. Bahkan trophy hunting dikelola menjadi bisnis dengan keuntungan besar serta dijadikan magnet, baik untuk para wisatawan mau pun para investor. Ada klaim kalau bisnis tersebut bisa membantu masyarakat lokal, namun klaim tersebut tidak ditunjukkan dengan bukti kuat. Bahkan hanya 3% saja keuntungan dari bisnis yang disumbangkan di warga sekitar.

Gambar perburuan gajah – via : conservationaction.co.za

Benua Amerika Sebelah Utara

Selain Afrika, kawasan Benua Amerika di utara juga menjadi spot favorit untuk berburu. Selain beda letak geografisnya, spesies hewan yang diburunya juga berbeda. Ada yang mengincar rusa kutub, ada juga yang fokus membidik puma. Padahal puma merupakan binatang yang mulai langka.

Ironisnya, beberapa negara bagian di sana seperti Utah, Colorado dan Washington justru seperti menyokong perburuan puma. Alasannya agar konflik manusia dan ternak bisa berkurang. Lalu populasi rusa asli juga bisa meningkat.

Trophy Hunting Legal

Memang miris, namun faktanya aktivitas trophy hunting di beberapa negara memang dibolehkan. Hanya saja ada ketentuan yang berlaku. Misalnya tentang spesies hewan yang diburu, senjata apa yang digunakan, waktu perburuan serta proses perizinan pemerintah.

Pemburuan binatang – via : cellcode.us

Trophy hunting dan populasi hewan

Bisa diprediksi, trophy hunting sangat berpengaruh terhadap populasi satwa liar. Dari data Smithsonian Institution and the World Wildlife Fund, sekitar 52% populasi satwa liar menurun sejak tahun 1970-an. Satwa tersebut meliputi reptil, mamalia, amfibi dan burung. Faktor lain ikut memengaruhi seperti eksploitasi berlebihan, polusi, hilangnya habitat serta berubahnya iklim.

Menghadapi Trophy Hunting

Ilustrasi hukuman perburuan hewan – via : advokatbeganovic.ba

Tidak semua pihak berdiam diri atas merajalelanya aktivitas trophy hunting. Banyak pihak yang mulai tegas menunjukkan rasa tidak setuju pada perburuan hewan. Pada 2001, Botswana sempat melarang perburuan singa selama setahun, sebab populasi singa jantan merosot. Sebelumnya mereka memperbolehkan perburuan tahunan singa sebanyak 50 ekor. Miris sekali, Presiden AS George W. Bush, justru melobi Botswana agar mencabut larangan tersebut.

Kemudian Kenya juga sudah menetapkan larangan untuk berburu sejak tahun 1977, sebab 70% populasi binatang liar jadi menurun. Lalu organisasi yang menggaungkan hak hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), juga mengemukakan penolakan tegas terhadap trophy hunting.

Bagaimana menurutmu? Perburuan hewan liar memang sebaiknya dihentikan, bukan? Trophy Hunting Pros and Cons, Pro Kontra Trophy hunting. #RD