Lengkap! Sistem Pencernaan Berbagai Hewan, Keterangan dan Fungsinya
ekor9.com. Dari mana hewan mendapatkan gizi dan nutrisi? Hewan mendapatkannya dari organisme lain. Namun masing-masing hewan memiliki sumber makanannya sendiri. Sehingga ada klasifikasi seperti hewan pemakan daging (karnivora), pemakan tumbuhan (herbivora), dan pemakan keduanya (omnivora).
Hanya saja, makromolekul dan nutrisi yang terdapat pada makanan hewan tidak bisa langsung diakses oleh sel. Ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui. Oleh karena itu, isu tentang sistem pencernaan hewan begitu menarik untuk dibahas.
Daftar Isi :
1. Pencernaan Hewan Karnivora, Herbivora dan Omnivora
Istilah karnivora berasal dari Bahasa Latin, yang artinya ‘pemakan daging’. Hewan-hewan ini mengonsumsi hewan lainnya. Contoh karnivora vertebrata yaitu harimau, singa, hiu, ular, dll. Contoh karnivora invertebrata yaitu laba-laba, kepik, bintang laut, dll.
Ada istilah karnivora obligat, yakni hewan-hewan yang menggantungkan diri pada daging. Contohnya seperti famili kucing seperti cheetah dan singa. Lalu ada karnivora fakultatif yang bisa mengonsumsi makanan lain yang non-hewani. Contohnya seperti anjing.
Lalu ada hewan herbivora, yang menjadi tanaman sebagai sumber makanan utamanya. Contoh herbivora vertebrata yaitu koala, rusa, beberapa jenis burung, dll. Contoh herbivora invertebrata yaitu ulat dan jangkrik. Mereka kerap dikelompokkan menjadi granivora yang memakan biji, frugivora yang memakan buah, folivora yang memakan daun serta nektivora yang melahap nektar.
Selanjutnya ada hewan omnivora yang memakan segalanya, baik daging-dagingan atau pun tumbuh-tumbuhan. Contoh omnivora vertebrata yaitu ayam. Sedangkan contoh omnivora invertebrata yaitu udang karang dan kecoa.
2. Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata
Organisme yang memiliki satu lubang pencernaan menggunakan rongga gastrovaskular. Contohnya seperti Cnidaria (anemon laut, ubur-ubur dan koral), Ctenophora (sisir jeli) dan Platyhelminthes (cacing pipih).
Dengan kata lain, mulut mereka bisa berfungsi juga sebagai anus. Ada pun asupan yang dicerna bisa masuk lewat mulut dan melewati semacam rongga tubular yang punya lubang. Enzim akan bertugas memecah makanan, lalu sel-sel yang ada pada rongga gastrovaskular akan menelannya.
Ada lagi kanal pencernaan, di mana ada satu tabung berupa mulut dan yang ujungnya berupa anus. Makanan yang masuk akan dicerna melalui mulut, lalu disalurkan melalui kerongkongan dan sampai ke organ. Kemudian diaduk dan dicerna sempurna oleh ampela. Selanjutnya, makanan akan melewati usus. Tubuh sudah menyerap nutrisinya, sedangkan sisa atau kotorannya keluar lewat anus.
3. Sistem Pencernaan Hewan Vertebrata
Dibandingkan dengan invertebrata (hewan tidak bertulang belakang), sistem pencernaan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang) ini memang lebih kompleks dan menyesuaikan dengan kebutuhan makanannya. Ada beberapa hewan yang memiliki perut multi-bilik, ada juga yang tunggal. Sistem cerna burung juga sedikit berbeda.
Monogastrik
Istilah ini mengacu pada perut bilik tunggal pada mamalia. Contohnya manusia dan beberapa hewan seperti kelinci, babi, tikus, dll. Prosesnya sendiri dimulai dengan memasukkan makanan ke mulut, lalu gigi mengunyahnya. Air liur yang mengandung enzim juga membantu memecah makanan secara kimiawi. Kemudian makanan meluncur lewat kerongkongan menuju perut. Enzim dalam lambung memperlancar proses pencernaan.
Makanan akan terus mengalami penghancuran, dibantu oleh enzim hasil produksi dari hati, pankreas dan usus kecil. Kemudian tubuh menyerap nutrisi ke dalam aliran darah. Sementara limbah kering akan dipadatkan menjadi kotoran dan dikeluarkan lewat dubur.
4. Sistem Pencernaan Burung / Unggas (Aves)
Burung atau unggas (Aves / Avian) tidak memiliki gigi dan sistem pencernaan khusus, sehingga proses untuk memeroleh nutrisi akan menjadi misi menantang bagi burung. Namun burung-burung yang ada memiliki variasi paruh sekaligus makanan. Ada yang mengonsumsi biji, kacang-kacangan, buah-buahan, serangga, dll. Tingkat metabolisme mereka tinggi karena mayoritas dari mereka bisa terbang.
Ada dua ruang pada perut burung. Ada proventriculus, yang berisi cairan lambung untuk mencerna makanan. Lalu ada gizzard, yang menjadi ‘ruang’ untuk menyimpan, merendam dan menumbuk secara mekanis. Jika makanan tidak mampu dicerna, biasanya burung akan memuntahkannya. Jika bisa, makan penyerapannya terjadi di usus. Sedangkan ampas atau limbahnya dikeluarkan melalui kloaka.
5. Bagian-bagian dari Sistem Pencernaan dan Fungsinya
Vertebrata memiliki rancangan khusus dalam sistem pencernaannya, sehingga makanan yang masuk bisa diolah menjadi nutrisi penting.
a. Mulut/ Rongga Mulut
Rongga terbuka ini menjadi titik masuk bagi makanan dan air. Semua mamalia punya gigi, sehingga akan mengunyah makanan yang masuk dalam mulut. Kelenjar ludah menghasilkan air liur untuk membantu proses kimiawi pada mulut. Kemudian lidah berperan melancarkan proses menelan, yakni memindahkan makanan ke faring. Tabung ini memiliki dua lorong; trakea akan mengarah ke paru-paru, sedangkan kerongkongan akan mengarah ke perut. Epiglotis atau flap tulang rawan akan mengatur agar makanan tidak masuk ke trakea.
b. Kerongkongan
Ada otot-otot halus (peristaltik) yang memuluskan makanan menuju ke perut. Gerakan peristaltik terjadi secara refleks sebagai respons dari proses menelan makanan. Ada sfingter atau otot mirip cincin yang menjadi katup. Jika ada tekanan karena proses menelan, maka sfingter akan terbuka. Jika tidak ada yang ditelan, maka sfingter tertutup. Sehingga isi lambung tidak bisa naik ke kerongkongan. Jika beberapa hewan memiliki sfingter sejati, maka tidak dengan manusia. Ada momen ketika cairan pencernaan asam menyeruak ke kerongkongan, sehingga terjadi refluks asam atau mulas karena sensasi panas dalam perut.
c. Perut
Puncak dari proses pencernaan terjadi pada perut. Berbeda dengan pencernaan hewan ruminansia atau hewan memamah biak, organ ini mengeluarkan cairan khusus untuk memecah makanan secara kimiawi dan melakukan ekstraksi nutrisi. Jika perut sedang kosong, ukurannya akan tampak kecil. Namun organ ini bisa membesar sekitar 20 kali lipat ketika terisi.
Campuran sebagian makanan yang dicerna dan cairan lambung menghasilkan chyme atau kimus, semacam bubur berbentuk semi padat. Kimus akan berpindah dari perut menuju usus kecil. Pergerakannya diatur oleg sfingter pilorus. Pengosongan lambung pun terjadi sekitar 2-6 jam pasca makan.
Ketika mencerna lemak dan protein, lapisan perut harus terlindung agar pepsin tidak mencernanya. Caranya enzim pepsin disintesis dan menjadi tidak aktif, atau adanya lapisan lendir kental pada perut agar jaringan di bawahnya terlindung. Jika cairan ini pecah atau lapisan dinding lambung terkikis, maka bisa terjadi tukak lambung. Dalam lambung bisa terdapat ulkus, ulcer atau luka. Faktornya sendiri bisa dikarenakan bakteri Helicobacter pylori.
d. Usus Halus
Organ ini menjadi tempat untuk mencerna lemak, protein dan karbohidrat. Bentuknya seperti tabung panjang yang memiliki jaringan vili dan mikrovili. Panjang lebih dari 6 cm yang terdiri atas 3 bagian; duodenum, jejunum, dan ileum.
Nutrisi jadi terserap secara efektif dan efisien. Nutrisi tersebut kemudian dibawa menuju hati, lalu didistribusikan ke seluruh tubuh. Tak lupa, organ ini juga mengenyahkan zat beracun seperti patogen, alkohol, termasuk obat-obatan.
e. Usus Besar
Usus ini melakukan penyerapan air kembali dari makanan yang tidak tercerna atau melakukan ekstraksi air dan garam mineral dari sisa makanan yang tidak tercerna, kemudian memproses kotoran atau limbah. Usus ini pun memiliki tiga bagian; sekum, colon dan rektum/dubur.
Disebut usus besar, karena diameternya memang besar. Namun panjangnya justru lebih kecil dari usus kecil. Ukuran usus mamalia karnivora lebih pendek dibanding mamalia herbivora.
f. Rektum dan Anus
Bisa dibilang, rektum merupakan ujung dari usus besar. Peran utamanya sebagai tempat menyimpan feses, sampai dikeluarkan dengan buang air besar. Sedangkan anus merupakan lubang yang ada di ujung saluran pencernaan. Anus merupakan titik keluar yang melepaskan limbah.
g. Organ Aksesori
Jika organ-organ di atas dilewati oleh makanan, makanan aksesori merupakan organ yang menambah enzim atau sekresi, yang mengubah makanan menjadi nutrisi. Organ-organ ini termasuk kelenjar ludah, pankreas, hati dan kantung empedu. Ada hormon khusus yang mengatur bagian pankreas, hati dan kantong empedu sebagai respons terhadap makanan yang masuk.
Hati menjadi organ dalam paling besar yang mencerna lemah dan melakukan detoksifikasi darah. Hati juga mensintesis protein plasma dan memproses lemak serta vitamin.
Pankreas juga berpengaruh penting terhadap pencernaan, sebab bisa menetralkan kimus asam. Enzim di dalamnya juga berkontribusi terhadap pencernaan karbohidrat dan protein.
Lalu kantung empedu merupakan organ mungil yang menjadi “asisten hati” untuk menyimpan empedu. Empedu akan dikeluarkan dari kantongnya ke dalam duodenum (bagian usus halus) ketika kimus yang membawa asam lemak masuk.
6. Kesimpulan Dari Sistem Pencernaan Hewan
Beda hewan, beda makanan, beda juga sistem pencernaannya. Namun yang pasti sistem tersebut menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Bisa kita perhatikan, bagaimana organ demi organ bekerja sama untuk mencerna makanan, menyerap dan menyebarkan nutrisinya. Semua aktivitas yang terjadi terus menerus ini sangat vital bagi hewan dan manusia. Sudah sepatutnya kesehatan sistem pencernaan tetap dijaga. Sistem Pencernaan pada Hewan. #RD