Inilah Seluk-beluk Singa, Sang Raja Hutan yang Melegenda
ekor9.com. Menggali informasi tentang dunia hewan, tentu belum lengkap tanpa menelusuri seluk-beluk mamalia yang disebut-sebut sebagai Sang Raja Hutan. Yap, singa! Sosoknya begitu melegenda dalam sejarah umat manusia, mulai dari simbol, sastra, hingga mitologi dunia. Namun, seperti apa karakter singa yang sebenarnya? Bagaimana singa menjalani kehidupan sehari-hari? Simak selengkapnya!
Informasi Umum Tentang Singa
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Mamalia
- Ordo: Karnivora
- Famili: Felidae
- Genus: Panthera
- Nama ilmiah: Panthera leo
- Sebutan populer: singa atau singa Afrika
- Panjang: 1.4 – 2.5 meter
- Berat: 120 – 249 kg
- Kecepatan: 56 km/jam
- Pola hidup: diurnal/nokturnal
- Masa hidup: 8 – 15 tahun
Daftar Isi :
Karakteristik Fisik Singa
Singa diselimuti oleh rambut pendek berwarna kuning kecoklatan hingga keemasan, dengan ekor panjang yang berumbai di ujungnya. Singa memiliki rahang yang kuat, dengan 30 gigi yang mencakup empat gigi taring dan empat gigi karnasial untuk memotong daging. Di antara keluarga kucing, singa merupakan spesies yang terbesar dan terkuat setelah Harimau Siberia.
Dari segi ukuran, singa jantan lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan singa betina. Namun, terdapat perbedaan paling kentara, yaitu pada surai, atau rambut panjang di sekitar wajah singa jantan yang diduga berkaitan dengan kadar testosteron mereka. Surai tersebut berwarna pirang, kemerahan, coklat, atau hitam, dan menutupi kepala, leher, dan dada singa jantan.
Pesebaran dan Habitat Singa
Berdasarkan landasan historis, singa dapat ditemukan di sebagian besar wilayah Afrika, hingga Eropa dan Asia. Namun, kini perubahan kondisi lingkungan mengisolasi populasi mereka di sekitar wilayah Afrika sub-Sahara, dan hanya terdapat populasi kecil yang terdiri dari 300 ekor singa Asia yang mendiami pedalaman hutan Gir di India. Kendati demikian, sebenarnya singa sangat mudah beradaptasi dan mampu hidup dalam iklim yang sangat kering. Umumnya, singa menyukai habitat berupa hutan terbuka, semak belukar, dan padang rumput tinggi, dengan tempat bersembunyi dan mangsa yang berlimpah.
Perilaku dan Gaya Hidup Singa
Berbeda dengan keluarga kucing lainnya, singa mudah bergaul dan hidup dalam kelompok. Satu kelompok singa terdiri dari satu jantan dan 5 – 15 singa betina, beserta anak-anaknya, dan singa jantan muda. Bersifat teritorial, singa jantan meliputi area seluas 100 m², dengan menandai pohon dan batu menggunakan air seni mereka, serta menggeram untuk mengusir para penyusup.
Untuk mempertahankan kekuasaan dalam kelompok, singa jantan harus berhadapan dengan ancaman dari singa jantan lain yang berniat mengambil alih pimpinan. Sementara itu, dalam hal mencari makanan, gerombolan singa betina lebih andal karena dapat bergerak lebih sigap dan lebih mudah menyaru saat mengincar mangsa.
Siklus Reproduksi Singa
Singa jantan dan singa betina cukup matang untuk bereproduksi di usia dua dan tiga tahun. Namun, umumnya mereka baru mulai berkembang biak setelah membentuk satu kelompok. Dengan masa kehamilan empat bulan, singa betina dapat melahirkan satu hingga enam anak. Menariknya, singa betina dalam satu kelompok, selalu siap membantu dalam menyusui dan merawat anak-anak singa betina lainnya dalam kelompok tersebut.
Terlebih, bayi singa lahir dalam kondisi buta dan sangat rentan terhadap ancaman lingkungan. Bulu anak singa tertutup oleh bintik-bintik gelap yang membantu mereka bersembunyi saat induknya pergi berburu. Kabar buruknya, tidak sampai lima puluh persen anak singa yang mencapai usia satu tahun, dan empat dari lima anak meninggal ketika berusia dua tahun, karena serangan binatang, kelaparan, dan faktor lainnya. Anak singa mulai makan daging sekitar usia 12 minggu dan disapih ketika berusia enam bulan. Namun, mereka belum berburu secara aktif hingga berusia sekitar satu tahun.
Makanan Singa
Tergolong karnivora, singa bertahan hidup dengan memakan hewan lainnya. Tidak seperti famili kucing lain yang pemburu soliter, singa betina bekerja sama dalam mengejar dan menangkap mangsa. Strategi yang mereka terapkan membuat para singa betina mampu membunuh binatang yang lebih cepat dan lebih besar, seperti kerbau, zebra, rusa Afrika, bahkan jerapah.
Apabila kondisi memungkinkan, singa betina juga dapat berburu sendirian dan tidak segan-segan mencuri mangsa yang telah dilumpuhkan oleh hewan lain. Ketika makanan siap, singa jantan dipersilakan untuk makan lebih dulu, sementara anak-anak singa hanya akan mendapatkan sisa makanan dari singa dewasa.
Predator dan Ancaman bagi Singa
Terkenal sebagai raja hutan, singa menduduki puncak rantai makanan. Kendati demikian, ada kalanya singa pun dapat terluka oleh gerombolan hyena yang menyerang ketika singa tengah menyantap mangsa sendirian. Namun, ancaman terbesar bagi singa yaitu penyakit bawaan hewan lain, manusia yang membunuh mereka atas berbagai alasan, dan pembukaan lahan hutan menjadi pemukiman. Mungkin gerombolan hyena adalah salah satu hewan yang ditakuti singa saat sendirian, tetapi manusia bersenjata adalah hewan yang lebih ditakuti oleh singa.
Fakta Menarik Tentang Singa
- Anak singa menjalani keseharian dengan bermain bersama, sembari mengembangkan teknik berburu mangsa. Dengan demikian, singa betina dapat menentukan posisi masing-masing saat berburu.
- Singa dapat mengeluarkan suara auman yang berbeda-beda untuk beragam tujuan, mulai dari mengusir para pengganggu, hingga saling menemukan anggota kelompoknya dalam jarak 10 km.
- Singa memiliki cakar besar dengan bantalan lembut dan desain yang mendukung mereka saat berlari, memanjat, menangkap mangsa, sekaligus mempertahankan diri dari serangan. Struktur kaki singa juga memungkinkan mereka melompat dengan jarak lebih dari 10 meter.
Hubungan Singa dan Manusia
Seiring waktu, habitat singa tergusur oleh pemukiman yang semakin meluas. Meski manusia bukan mangsa alami mereka, Singa Afrika kerap menyelinap ke desa-desa untuk mencari makanan, dan menyerang 700 orang setiap tahun. Bahkan, tercatat 100 kematian setiap tahun akibat singa di Tanzania. Sementara itu, di tahun 1898, dua singa di Kenya menjadi populer setelah memangsa lebih dari 130 pekerja kereta api dalam kurun waktu sekitar 9 bulan. Sebaliknya, singa juga sering kali menjadi sasaran perburuan oleh manusia, karena rasa takut atau sekadar kesenangan semata.
Status Konservasi
Singa tercatat dalam daftar IUCN sebagai hewan yang rentan mengalami kepunahan di habitat alaminya. Terlebih, dunia telah kehilangan 30% dari populasi singa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, dengan jumlah populasi saat ini berkisar antara 16.500 – 30.000 ekor.