5 Sindrom Aneh dan Unik yang Hanya Terjadi Pada Hewan
ekor9.com. Meski terlihat tangguh, bertenaga, dan memiliki daya tahan tubuh ekstra, hewan-hewan juga rentan terhadap penyakit. Hanya saja, kita tidak menyadari ketika mereka mengeluh akibat gatal, lemas, pusing, atau kesakitan.
Padahal, jangankan hewan yang hidup di alam liar, hewan peliharaan yang diasuh dengan higienis pun bisa terinfeksi virus, bakteri, dan jamur. Mereka menahan perasaan tidak nyaman, namun tidak mampu pergi sendiri ke dokter hewan. Karena itulah, apabila kamu memutuskan memelihara hewan, kamu wajib peka terhadap perubahan sikap mereka.
Apalagi, di antara penyakit yang menjangkiti para satwa, ada juga sindrom-sindrom unik dan aneh. Sindrom yang tidak lumrah ini menyebabkan adanya perubahan perilaku, hingga gangguan fisik. Penasaran seperti apa?
Berikut ini 5 sindrom unik dan aneh yang hanya terjadi pada hewan:
Daftar Isi :
1. Sindrom domestikasi
Berkaitan dengan fisiologis, sindrom domestifikasi menunjukkan adanya perbedaan ciri-ciri fisik hewan peliharaan dengan hewan liar atau leluhur dari spesies serupa. Sindrom domestifikasi pada anjing berupa telinga menjuntai, ekor keriting, bulu yang ringan, otak yang lebih kecil, dan perbedaan struktur gigi. Evolusi atau penyesuaian dengan kehidupan hewan peliharaan yang nyaman, menjadi penyebab terbentuknya sindrom domestifikasi.
2. Sindrom anjing kecil
Gangguan perilaku ini hanya terjadi pada anjing kecil. Mereka menjadi begitu agresif ketika berada di dekat manusia dan anjing lainnya. Anjing kecil yang mengalami sindrom ini akan sering melompat pada pemiliknya maupun kepada anjing lain. Energi yang berlebih juga membuat mereka sering menggeram dan menggigit apa pun ketika merasa terancam.
3. Sindrom balon
Terdapat suatu fenomena aneh, ketika tubuh landak terisi udara, lalu membuat landak tersebut membesar dan membulat hingga menyerupai bola pantai. Para ilmuwan menduga sindrom balon terjadi ketika landak mengalami cedera paru-paru, sehingga mentransfer udara ke bawah kulit saat landak bernafas. Untuk mengatasinya, dokter hewan harus mengeluarkan udara dengan sayatan kecil pada kulit landak, dan memberi antibiotik di sektar lukanya hingga paru-paru landak sembuh.
4. Sindrom kemarahan
Anjing yang mengalami sindrom kemarahan, dapat secara mendadak berubah menjadi agresif. Mereka menyerang siapa saja, tanpa pandang bulu. Namun, setelah sesi mengamuk selesai, mereka tidak akan ingat dan berlalu begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa. Umumnya, sindrom ini menyerang anjing merasa kaget atau terbangun dari tidur akibat gangguan manusia.
5. Sindrom ketinggian

via : pinterest.com
Kucing memiliki suatu keunikan yang terwujud menjadi sindrom ketinggian. Kucing suka memanjat, sekaligus sering terjatuh ketika berada di tempat tinggi. Menariknya, kucing yang jatuh dari ketinggian kurang dari dua lantai, lebih berisiko mengalami luka parah dibandingkan kucing yang jatuh dari ketinggian lebih dari dua lantai. Fenomena ini terjadi karena pada ketinggian tertentu, kucing akan memiliki kesadaran dan waktu untuk berputar di udara dan mendarat dengan kaki mereka.
Apakah hewan peliharaan kamu pernah mengalami salah satunya?