Sejarah Minyak Ikan Paus Sebagai Bahan Bakar
ekor9.com. Minyak Ikan Paus. Familier dengan istilah “peak oil“? Istilah ini merujuk pada teori, di mana produksi minyak dunia akan mencapai batas puncak. Setelah itu penambangannya akan turun drastis, sehingga persediaannya jadi habis.
Para pakar energi sudah mewanti-wanti keadaan tersebut. Meski kita belum mencapai masa “peak oil“, namun dulu keadaan tersebut pernah membayangi. Sumber energinya saja yang berbeda, yakni kepala paus sperma.
Di masa itu, sekitar abad 18 dan 19, permintaan untuk minyak ikan paus sperma sangat kuat. Orang-orang menyebutnya sebagai spermaceti. Masa-masa itu membuat paus sperma terdesak ke arah kepunahan. Sampai kemudian perkembangan teknologi bisa menyelamatkannya.

via : imgur.com
Daftar Isi :
Komersialisasi Minyak Paus
Di masa awal abad industri, orang-orang memanfaatkan minyak ikan paus untuk pemanasan, bahan sabun, lilin, pelumasan, pengolahan tekstil, dan produksi tali. Namun minyak ini jadi lebih bernilai karena kegunaannya sebagai bahan bakar lampu. Kualitasnya mengungguli lilin lebah atau lemak hewan lain. Sebab api yang dihasilkannya cenderung tanpa asap. Permintaannya melesat, dan harganya pun melonjak.
Dampaknya, pada pertengahan tahun 1700-1800, manusia memburu paus sperma tanpa ampun. Apalagi keperluan konsumsinya semakin merambat. Orang Eropa dan Amerika memanfaatkan minyak ini untuk lampu jalanan, mercusuar, dan bangunan umum. Orang-orang kaya juga mulai suka lampu-lampu yang lebih hi-tech seperti lilin spermaceti, bukan lagi lilin-lilin buatan biasa.
Seekor paus sperma bisa menghasilkan sekitar 3 ton minyak. Tak ayal, keberadaan mereka menjadi komoditas utama yang bernilai tinggi. Negara demi negara bergabung untuk memburu hewan tersebut.
Bukan sumber daya yang bisa diperbarui

contoh lampu bakar zaman dulu dari minyak ikan paus. via : pinterest.com
Dilansir dari io9.gizmodo.com, perburuan jorjoran membuat lautan jadi penuh teror. Di abad ke-19, diprediksi ada sekitar 236 ribu paus sperma yang tewas terbunuh. Jumlah mereka merosot. Industri minyak ini mencapai puncak pada 1846.
Setelah menjarah kawasan Pasifik, Atlantik, dan Samudra Hindia, para pemburu paus sperma mulai membidik paus lebih kecil di perairan yang lebih ekstrem dan dingin. Namun mereka tetap menggunakan kapal lebih besar. Prosesnya berlangsung lebih lama, sehingga banyak biaya yang mesti keluar. Hal itu menyebabkan kenaikan harga minyak ikan paus jadi dua kali lipat.
Intensnya perburuan paus sperma membuat persediaan minyak jadi semakin tipis. Di saat itu, orang-orang juga mulai mencari alternatif lain. Penemuan terkait sumber bahan bakar baru tentu akan menyelamatkan eksistensi paus sperma.
Penemuan Minyak Tanah
Pada 1849, seorang ahli Geologi asal Kanada (Dr. Abraham Gesner), menemukan cara untuk menyuling kerosene atau minyak tanah dari minyak bumi. Metodenya membuka harapan baru bagi bumi. Penemuannya memungkinkan produksi minyak yang lebih mudah dan murah. Baunya tidak separah minyak paus sperma. Minyak tanah juga dinilai lebih awet.
Pada 1850-an, inovasi ini mendorong kemunculan industri petroleum Amerika. Di akhir dekade, di Amerika Serikat saja sudah ada 40 pabrik minyak tanah. Lalu di tahun 1860-an, Samuel Andrews dan John D. Rockefeller bekerja sama menyuling minyak tanah menjadi Standard Oil. Penemuan ini otomatis membuat pasar spermaceti jadi menguap.
Sejarah Terulang
Dari sekilas sejarah tentang minyak paus sperma dan minyak tanah, setidaknya ada 2 pelajaran yang bisa dipetik. Pertama, minyak yang berasal dari hewan atau sumber tak terbarukan pasti akan mencapai puncaknya. Ketika persediaan menipis, produksinya pun akan terus menurun.
Kedua, perlu inovasi agar krisis minyak bisa diatasi. Bisa disimpulkan, paus sperma pasti terdesak pada kebinasaan kalau saja minyak tanah tak pernah ditemukan. Selain bisa menyelamatkan hewan tertentu, inovasi ini bisa menjadi alternatif yang lebih murah dan berkualitas.
Kita bisa terbagi menjadi dua pihak. Ada pihak yang terus meratap dan mengeluh putus asa. Ada juga yang saling menguatkan untuk terus fokus mengembangkan alternatif yang lebih baik. Demikian, Sejarah Minyak Ikan Paus. #RD