Meningkatkan Kualitas Telur Itik Supaya Besar dan Warna Kuning Telurnya Lebih Cemerlang
Telur itik alabio yang kecil dan kuningnya memucat, sering menjadi masalah bagi peternak itik. Padahal, hanya dengan mengatur pakannya, kesulitan ini dapat diatasi.
Hasil yang diperolah Pirman, peternak dari Cirebon, boleh disebut sebagai jawaban terhadap masalah yang dialami peternak pada umumnya. Pasalnya, itik milik Pak Pirman ini mampu menghasilkan telur yang besar dan berwarna kuning telurnya lebih cemerlang kemerahan. Sementara peternak lain, justru sering kecewa karena telur itiknya berukuran kecil serta kuningnya memucat. Ini ternyata merugikan mereka, karena konsumen lebih menyukai telur seperti yang dihasilkan Pirman.
“Pola makan itik lebih unik daripada ayam ras”, ungkap Pirman mengemukakan salah satu alasan mengapa itik sering menghasilkan telur berkualitas jelek atau kurang bagus. Boleh jadi memang unik. Karena, menurut Pirman, itik termasuk unggas yang sifatnya liar masih dominan, sehingga naluri alamnya juga masih kuat.
Dan ini, menurut Sarjana Peternakan IPB itu, berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan hidupnya, termasuk pakan. Jika suatu saat ternak itu mendapat pakan yang berkalori tinggi namun proteinnya rendah, maka untuk mengimbanginya, itik itu akan mencari makanan yang kadar proteinnya tinggi.
Sayangnya, masalah ini belum banyak diketahui peternak. Lebih-lebih itik yang dipelihara sekarang terlalu banyak dikandangkan, sehingga tidak mengikuti pola makan secara alami. Itu sebabnya, ada anggapan di antara peternak, bahwa itik yang diumbar akan menghasilkan telur yang lebih baik. Padahal, itik miliknya juga dikandangkan.
Kunci keberhasilan Pirman terletak pada pengetahuannya akan sifat dasar itik ini. Sehingga ia bisa mengetahui bahwa itik alabio yang dipeliharanya membutuhkan protein 18% serta energi metabolisme 2.400 kkal. Sementara itik Jawa seperti itik Tegal, kebutuhannya berbeda yaitu protein 16-17% dan energi metabolismenya 2.650 kkal.
Untuk Menghemat Dibutuhkan Pakan buatan sendiri
Jadi ternyata faktor tempat berpengaruh terhadap pemeilharaan dan pakan. Pakan itik di Jawa berbeda dengan pakan itik alabio. Dan, pakan itik yang beredar di pasaran tidak ada yang cocok untuk itik alabio karena kandungan proteinnya 16-17% dan energi metabolismenya 2.650 kkal.
Lalu bagaimana memperoleh pakan yang komposisinya sesuai bagi itik alabio, agar diperoleh telur yang ukurannya besar? Ternyata sangat mudah. Pirman tetap menggunakan pakan itik yang beredar di pasaran, atau kalau sukar diperoleh, bisa juga menggunakan pakan ayam petelur (layer). Bedanya, pakan ini hanya diberikan setengah (50%) dari jumlah pakan yang dikonsumsi itik setiap hari.
Artinya, kalau itik itu setiap hari mengkonsumsi pakan sebanyak 150 gram per ekor, maka yang diberikan hanya 75 gram saja. Separo (75 gram) lagi dipenuhi dari pakan buatan sendiri. Alasannya, “Pakan yang beredar di pasaran kalorinya terlalu tinggi di beberapa daerah”, papar Pirman. Menurutnya, jika di daerah panas itik diberi pakan dengan kadar kalori tinggi, maka jumlah pakan yang dikonsumsi dengan sendirinya akan berkurang, termasuk jumlah proteinnya.
Bahan yang digunakan untuk pakan buatan ini terdiri dari ikan kering sebanyak 20%, dedak sebanyak 20%, gabah 6%, Grit 4%, dan premix 4%. Bahan lain yang bisa digunakan dan juga cukup mudah untuk dibuat ialah konsentrat itik. Komposisinya, 1 bagian konsentrat itik ini dicampur dengan 1 bagian jagung, dan 1 bagian dedak. Angka persen atau bagian dihitung Pirman dari jumlah pakan yang dikonsumsi setiap hari.
Jadi, jika itik per harinya mengkonsumsi 150 gram, maka untuk membuat pakan dari bahan konsentrat itik, dibuat komposisi : 50 gram konsentrat, 50 gram dedak, dan 50 gram jagung kuning. Demikian pula perhitungan untuk pakan yang dibuat dari ikan kering. Kedua komposisi pakan ini sudah cukup dapat mengimbangi kekuranga protein dan kelebihan kalori dari pakan pabrik yang diberikan. Sehingga, jika kedua pakan ini diberikan (pakan pabrik dan buatan) akan menghasilkan kadar protein 18% dan energi metabolisme 2.400 kkal.
Cara pemberiannya (dengan asumsi itik mengkonsumsi 150 gr pakan/hari), pakan pabrik kadar energinya yang lebih tinggi diberikan pada saat cuaca tidak terlalu panas, yaitu pagi (37,5 gram) dan sore hari (37,5 gram). Sementara pakan buatan diberika seluruhnya (75 gram) pada siang hari.
Sebaiknya Ditambah Pakan Hijauan
Sementara itu, untuk mendapatkan telur yang kuningnya cemerlang, ada cara tersendiri.
Yang menarik, ternyata caranya ini lebih mudah dibanding dengan pembuatan pakan untuk membesarkan telur. Pirman hanya memberikan azola sebagai bahan tambahan. Selain bahan itu, menurutnya, bisa juga digunakan bahan lain seperti sayuran, daun lamtoro, dan “feed additive” (pakan tambahan) yang banyak di jual di toko-toko peternakan. “Pokoknya, bahan yang mengandung karotin (pro vitamin A)”, ungkap Pirman.
Jumlahnya? Untuk 4.000 ekor itik yang dipelihara, cukup diberikan azola sebanyak dua karung pakan ternak isi 50 kg. Pemberiannya bisa secara terpisah, bisa juga dicampur dengan pakan buatan tadi. Jenis dan jumlah bahan ini mampu menghasilkan kadar kekuningan telur sampai angka 15 pada alat Hough. Sementara telur yang diambil di pasar, jarang yang mencapai angka itu. Hough unit adalah alat yang digunakan untuk menentukan kualitas telur.
Cara yang dilakukan Pirman memang hanya untuk itik alabio. Namun dengan perhitungan tadi, cara ini bisa juga digunakan untuk meningkatkan kuailtas telur itik lain seperti itik Tegal. Tentu bahan-bahannya harus dipilih agar hasilnya tetap ekonomis seperti itik alabionya Pirman. Agar Telur Bebek Besar, Banyak dan Warna Kuning Telurnya Lebih Cemerlang Kemerahan. #MK
Beli di Sini Premik Tambahan untuk Meningkatkan Kualitas Telur Itik.