Kenapa Kucing Muntah? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
ekor9.com. Tidak perlu panik atau paranoid ketika kucing kamu muntah. Karena, penyebab muntah pada kucing bisa sangat beragam.
Gejala Kucing muntah, mulai dari yang wajar, seperti terguncang dan mual, atau yang cukup serius berupa penyakit pada lambung dan sistem pencernaan. Jadi, meski harus tetap waspada, ada baiknya kamu tenang dan mulai menelusuri penyebabnya.
Lagipula, mekanisme dan keluaran muntah kucing tidak begitu berbeda dengan manusia. Tubuh mereka akan terentak, terdengar suara seperti tersedak, Variasi muntah ini berkaitan dengan masalah yang menjadi penyebabnya.
Yang perlu kamu ketahui dan cermati, kejadian muntah pada kucing terbagi menjadi tiga, yaitu insidental, kronis, dan akut.
Kejadian muntah tergolong insidental apabila hanya terjadi satu atau dua kali per bulan, bahkan satu atau dua kali per tahun berupa sedikit cairan. Namun, apabila kejadian muntah terjadi satu atau dua kali sehari dalam jumlah besar dan tampak menyakitkan, sudah termasuk akut dan perlu kamu waspadai.
Sementara itu, kondisi kronis merupakan yang terparah, apabila terjadi beberapa kali atau terus-menerus dalam seminggu, dan telah menganggu aktivitas, serta mengubah perilaku kucing, kadang hingga tidak mau makan, biasanya para pemelihara kucing membiarkan kucing tersebut puasa dari pagi hingga sore hari.
Kenapa kucing bisa muntah?
Penyebab muntah yang paling umum dan sering terjadi, yaitu makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat. Kondisi ini dapat dikenali apabila kamu menemukan muntahan di sekitar wadah makanan mereka.
Namun, meski hanya berupa arus balik dari kerongkongan, kejadian muntah semacam ini juga dapat mengindikasikan perkara yang lebih serius seperti masalah kerongkongan, tersedak bola bulu, dehidrasi, dan sumbatan pada sistem pencernaan.

Gambar kucing muntah – via : sk.wikipedia.org
Selain itu, salah makan juga dapat menjadi penyebab kucing muntah yang insidental atau akut. Barangkali, secara sengaja atau tidak sengaja, kucing kamu makan tisu toilet, rumput, atau gumpalan benang, sehingga menyebabkan gangguan di perutnya. Namun, jika terindikasi ada benda tajam atau keras yang tertelan, sebaiknya kamu segera ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sementara itu, penyebab lain seperti infeksi virus, bakteri, dan parasit, dapat mengakibatkan kondisi kronis yang menganggu sistem pencernaan kucing. Lebih lanjut, bisa terjadi gagal ginjal, gastritis, radang usus besar, dan penyakit kronis lain yang dapat memicu muntah cukup parah.
Karena itu, ketika kucing muntah, kamu harus mengamati intensitas dan kuantitas muntahan, serta perubahan perilakunya untuk memperkirakan kondisi yang terjadi. Apabila tidak sering terjadi atau muntahan hanya berupa bola bulu dan cairan kental, kamu bisa tenang karena tergolong lumrah dan alamiah. Namun, jika terus-menerus terjadi, warna cairan kuning kehijauan, atau terdapat darah, segera bawa kucing kamu ke dokter hewan.
Biasanya, sebelum mendiagnosis, dokter hewan akan melakukan serangkaian tes, mencakup sonogram, pencitraan sinar X, atau tes darah dan kotoran. Tindakan medis tersebut akan disesuaikan dengan riwayat kesehatan, gejala yang timbul, dan usia kucing. Selanjutnya, akan dipilih penanganan yang paling tepat, seperti diet, terapi, obat, bahkan operasi jika diperlukan.
Yang jelas, setelah itu kamu harus lebih peka dan peduli pada makanan, lingkungan, serta kondisi kesehatan para kucing, ya. Pastikan mereka selalu sejahtera, sehat, dan bahagia. Semangat mengasuh Si Meong!