Beberapa Jenis dan Nama Kadal di Dunia

Berapa jenis kadal yang anda kenal? Kadal atau bengkarung rupanya memiliki banyak jenis. Mereka merupakan reptilia bersisik. Ada yang berkaki, ada juga tidak. Persebarannya begitu luas. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang mengagumkan.

Jenis dan foto kadal

Nah, berikut ini ragam jenis reptil kadal sedunia:

Banded Gila Monster/ monster gila (Heloderma suspectum)

Secara geografis, kadal ini tinggal di Meksiko barat laut dan Amerika Serikat barat daya. Mereka menempati lereng gunung, pohon kecil dan semak belukar. Kini status konservasinya terancam punah.

Gila monster merupakan kadal berbisa, sehingga ia akan lihai menumbangkan mangsa atau pun musuhnya. Ukurannya cukup besar, sekitar 50 cm. Dari tampilannya, kadal ini tampak memiliki sisik dengan motif manik-manik yang menutupi area punggung dan kepala. Mereka bisa mengubah warna sebagai bentuk kamuflase atau semacam peringatan dini terhadap pemangsanya.

Soal makanan, maka cenderung bukan pemilih. Kadal ini mengonsumsi hewan pengerat, serangga, katak, reptil dan telur burung. Selain di permukaan, mereka juga sering berburu dengan cara memanjat pohon. Lemak dari makanan akan disimpan di ekor, sehingga bagian tubuh itu tampak gendut. Namun ekornya kembali menyusut di musim dingin, menandakan cadangan lemaknya mulai berkurang.

Kadal betina biasa menghasilkan sebanyak 3-12 telur. Setelah bertelur, sang induk akan kembali beraktivitas di luar. Sementara anak-anaknya ditinggalkan. Namun bayi-bayi kadal ini sudah bisa mempertahankan diri dengan gigitan dan racunnya.

Fakta menariknya, kadal ini kebal terhadap racunnya sendiri. Jadi ketika dua ekor kadal bertarung untuk memperebutkan betina, bisa dari gigitan mereka tidak mematikan lawan. Mereka biasanya hidup selama 20 tahunan lebih.

Black Tree Monitor/ Biawak Hitam (Varanus beccari)

Selanjutnya jenis kadal Indonesia, berasal dari Kepulauan Aru, Maluku. Mereka biasanya mendiami area hutan. Hewan ini tidak ada dalam list  IUCN, sehingga bisa kita simpulkan kalau populasinya masih aman.

Tubuhnya begitu ramping. Tungkai dan ekornya pun tampak panjang, sehingga kadal ini memang cocok hidup di area pepohonan. Ekornya bahkan bisa berfungsi sebagai tangan untuk meraih atau memegang cabang. Penyesuaian diri lainnya yaitu berupa kaki yang lengket, jari kaki pendek dan cakar yang panjang melengkung.

Blue Spiny Lizard (Sceloporus serrifer cyanogenys)

Sama seperti kadal pohon asal Pulau Aru, Blue Spiny Lizard pun tidak tercatat dalam IUCN. Mereka hidup di sekitar Texas selatan sampai ke Meksiko. Khususnya di area semak belukar dan perbukitan. Rupanya kadal berduri biru ini masih berkaitan erat dengan iguana.

Sebutan kadal berduri lahir karena sisiknya yang besar dan runcing, sehingga mirip seperti duri. Mereka termasuk kadal besar dengan panjang sekitar 35 cm. Kadal jantan memiliki warna yang lebih menarik. Namun baik jantan atau betina sama-sama memiliki bahu warna biru.

Hewan ini bersifat diurnal, alias aktif di siang hari. Mereka mengonsumsi invertebrata dan serangga terbang. Ketika sedang santai, mereka menghabiskan waktu di celah berbatu atau bawah tanah. Selain menghindar dari suhu ekstrem, mereka juga melindungi diri dari buruan predator.

Blue-tongued Skink (Tiliqua scincoides)

Kadal ini juga tidak terdaftar dalam IUCN. Mereka tinggal di Tasmania, Australia timur dan utara serta di Papua Nugini. Habitatnya di area semak, semi gurun, padang rumput atau kawasan hutan. Mereka beraktivitas di darat. Makanan kesukaannya adalah siput, serangga, buah-buahan, bunga liar, dll.

Ukurannya terbilang kecil, namun anda pasti kaget ketika ia membela diri di saat terpojok. Kadal ini bisa membusungkan badan, mendesis dan menjulurkan lidah panjangnya yang berwarna biru. Kadal betina bisa memproduksi sekitar 25 bayi. Namun perlu waktu sekitar 3 tahunan bagi mereka untuk tumbuh matang.

Ada pula jenis kadal panana yang biasa dijadikan peliharaan di Indonesia, bentuknya mirip dengan Blue-tongued Skink sama-sama berlidah biru.

Chinese Crocodile Lizard (Shinisaurus crocodilurus)

Sesuai namanya, kadal ini memang berasal dari Tiongkok selatan. Ekornya mirip seperti ekor buaya. Mereka terlihat di kawasan yang dekat dengan aliran air atau kolam. Sayangnya, IUCN mencatat statusnya sebagai hewan yang terancam punah.

Green Iguana/ Iguana hijau (Iguana)

Sejauh ini, iguana hijau tidak ada dalam daftar IUCN. Mereka masih sering ditemukan di Meksiko selatan sampai ke pusat Amerika Selatan. Hewan ini biasanya hidup di sekitar aliran sungai dan hutan.

Mereka memiliki reputasi sebagai hewan cerdik yang memiliki aneka trik untuk menjauhkan diri dari musuh. Iguana ini bisa menyelam di bawah air. Ia bahkan bisa menahan napas selama setengah jam. Kadang mereka juga melakukan kamuflase dengan menyamakan warna tubuh pada dedaunan.

Jika predator bisa menyerangnya, ia akan melakukan perlawan sengit, termasuk dengan mengubah postur tubuh seakan-akan lebih besar dan galak. Ekornya bahkan bisa berfungsi sebagai cambuk yang musuhnya panik dan ketakutan. Dalam keadaan tertentu, iguana ini juga bisa melepas ekornya.

Henkel’s Leaftailed Gecko (Uroplatus henkeli)

Tokek asal Madagascar ini tinggal di kawasan hutan hujan tropis. IUCN tidak memasukkan mereka ke dalam daftarnya. Namun anda mungkin kesulitan ketika melihat langsung tokek ini di habitat aslinya. Pasalnya mereka kerap melakukan kamuflase pada daun dan kulit kayu. Mereka juga tipikal hewan nokturnal, sehingga hanya aktif di malam hari saja.

Inland Bearded Dragon/ Kadal Naga Berjanggut (Pogona vitticeps)

Senasib dengan iguana hijau, hewan ini juga tidak ada dalam daftar IUCN. Populasi mereka masih terkendali di Australia timur dan pusat. Khususnya di area gurun, hutan kering dan semak belukar.

Ketika merasa terancam, hewan ini akan memaerkan duri-durinya. Bagian yang seperti “janggut”-nya akan dibusungkan. Kemudian di dalam mulutnya yang menganga terdapat warna kuning seperti naga.

Leopard Gecko/ Tokek Leopard (Eublepharis macularius)

Persebaran geografisnya dari Iran ke India utara. Mereka ditemukan di kawasan padang rumput kering dan gurun berbatu. Sejauh ini, namanya tidak ada dalam list IUCN.

Adapun sebutan ‘leopard’ terinspirasi dari motif tubuhnya sendiri. Tokek Leopard ini dikenal berumur panjang. Tak heran kalau mereka kerap dijadikan hewan peliharaan.

Mereka merupakan hewan yang aktif di malam hari. Mereka suka berburu lebah, kalajengking, laba-laba dan serangga kecil lain. Jika dirinya yang ada dalam bahaya, tokek ini bisa melepas ekornya seperti cicak. Selain itu, mereka juga bisa mengeluarkan suara keras.

Mexican Beaded Lizard (Heloderma horridum horridum)

Kadal yang sudah terancam punah ini berasal dari Meksiko barat. Mereka tersebar di kawasan semak belukar dan hutan kering. Seperti namanya, kadal ini memiliki corak manik-manik di area kepala dan punggungnya. Rupanya mereka masih “berkerabat” dengan Gila Monster. Keduanya juga dikenal sebagai spesies kadal berbisa.

Kadal ini merupakan karnivora. Dengan kata lain, mereka lebih suka mengonsumsi daging-dagingan. Entah itu hewan pengerat, kadal, burung, telur ular/burung/kadal lain, katak, cacing tanah, bangkai, serangga, termasuk kadal lain. Mereka bisa memburu makanan ke spot yang cukup sulit dijangkau, sehingga kadal ini mesti memanjat pohon atau menggali tanah.

Meski demikian, kadal ini tidak termasuk hewan rakus. Malah sekitar 95% waktunya dihabiskan untuk bersembunyi dan berlindung di lubang atau celah. Mereka lebih senang berburu makanan pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada malam hari di musim panas atau siang hari di musim dingin.

Masa mencari pasangan dan kawin terjadi pada September dan Oktober. Kadal jantan bahkan mesti bertempur dulu demi memperebutkan betina pilihannya. Setelah itu, betina akan menghasilkan 2-22 telur dari Oktober sampai Desember. Waktu menetasnya sekitar Juni dan Juli.

Kini populasi mereka semakin terganggu karena habitatnya terus tergerus. Mereka juga kerap menjadi buruan untuk dijadikan komoditas mahal. Oleh karena itu, sebaiknya anda tidak memelihara hewan yang sudah hampir binasa ini.

New Caledonia Giant Gecko/ Tokek leachianus (Rhacodactylus leachianus)

Salah-satu tokek terbesar ini hidup di New Caledonia, yang ada di lepas pantai timur Australia. Ukurannya sekitar 24 cm. Sampai sekarang, tokek ini tidak tercatat ke dalam daftar status konservasi IUCN.

Mereka mengisi waktu di puncak pohon. Tetapi tokek jantan biasanya tinggal di cabang atau batang pohon yang posisinya lebih rendah. Mereka tersebar di kawasan pegunungan dan sepanjang pantai.

Scheltopusik (Pseudopus apodus)

Ketika melihatnya untuk pertama kali, wajar rasanya kalau anda mengira hewan ini sebagai ular. Namun rupanya mereka masih termasuk kadal, hanya saja tidak punya kaki. Sebenarnya jenis kadal tidak berkaki terbilang banyak. Namun yang satu ini memang mirip ular.

Kadal dewasanya memiliki warna yang hampir seragam, antara cokelat tua dan kuning muda. Mereka menghuni kawasan Asia Tengah dan Eropa Timur, tepatnya di areal hutan dan padang rumput. Tidak ada nama kadal ini dalam list status konservasi IUCN.

Warren’s Girdled Lizard (Cordylus warreni depressus)

Kadal selanjutnya hidup di Afrika Selatan, tepatnya di sekitat lereng bukit yang curam. Mereka memiliki sisik yang tebal, yang mampu melindunginya ketika beraktivitas di habitatnya sendiri. Reproduksinya betinanya mengandung anak, bukan menetaskan telur. Bahkan ketika di akhir musim panas, mereka bisa melahirkan sebanyak 6 bayi kadal. Sejauh ini, IUCN tidak perlu mencatatkan mereka ke dalam senarainya.

Western Chuckwalla (Sauromalus obesus obesus)

Meski namanya aneh dan tidak familier, namun IUCN tidak memasukkannya dalam list status konservasi yang mengerikan. Kadal ini sendiri berasal dari Amerika Serikat barat daya. Mereka sering ditemukan di kawasan gurun berbatu.

Kadal ini masih ada keterkaitan khusus dengan iguana. Mereka memiliki lima spesies. Namun semuanya sama-sama punya penampilan unik dan ukuran raksasa, yakni sekitar 40 cm atau lebih. Setengah dari panjang tubuhnya merupakan bagian ekor.

Umumnya kadal ini berwarna gelap. Namun sentuhan warna lainnya berbeda-beda, tergantung subspesiesnya. Mereka merupakan kadal diurnal, sehingga hanya aktif pada siang hari. Sejak pagi mereka sudah berjemur dan menghangatkan tubuh, lalu masing-masing bergerak untuk mencari makanan. Mereka mengincar daun-daunan, buah-buahan, bunga, dan kuncup. Sesekali mereka akan melahap serangga.

Musim kawin mereka jatuh pada musim semi. Setelah dua bulan, kadal betina mulai bertelur sebanyak 5-16 buah. Barulah pada musim gugur, telur-telur tersebut menetas. Ketika “menganggur” tanpa kegiatan khusus, mereka memilih nongkrong di tengah-tengah celah berbatu. Selain mengisi waktu, mereka juga sekalian berlindung dari musuh atau predator. #RD