10 Hewan yang Paling Banyak Diburu Pemburu Liar
ekor9.com. Sebagai upaya perlindungan gajah dkk, Inggris melarang penjualan semua gading, kecuali untuk beberapa pengecualian.
Meski demikian, masih banyak hewan yang terus dihantui kepunahan. Nahasnya, banyak satwa yang terancam punah di tangan para pemburu. Bahkan para pemburu tersebut tidak segan-segan membantainya demi meraup keuntungan besar. Mereka menjadikan hewan buruan untuk suvenir, perhiasan, pakaian, dan obat-obatan.
Gajah saja diperkirakan dihabisi sebanyak 20.000 ekor tiap tahunnya, hanya untuk diambil gadingnya. Salah-satu yayasan untuk konservasi dan kesejahteraan hewan, International Fund for Animal Welfare (IFAW), menyatakan ada 55 gajah yang diburu setiap harinya di Afrika.
Berikut ini daftar lengkap binatang yang paling banyak diburu manusia:
Daftar Isi :
1. Gajah

Gajah – via : bigportal.ba
Gajah adalah hewan yang diburu untuk diambil gadingnya. Mamalia berukuran jumbo ini berasal dari Asia Selatan dan Afrika. Mereka pernah menduduk puncak populasi sebanyak 26 juta ekor. Namun pada tahun 1979, jumlah gajah menyusut jadi 1,3 juta ekor saja. Bahkan hanya satu dekade kemudian, populasinya sudah terpotong setengah.
Pada September 2016, International Union for Conservation of Nature bahkan menyatakan, kalau populasi gajah Afrika tinggal 415 ribu ekor. Sedangkan berdasarkan Great Elephant Census di tahun yang sama, populasi gajah di sabana Afrika kurang-lebih hanya 352 ribu ekor.
David Cowdrey (IFAW) mengapresiasi langkah Inggris yang melarang penjualan gading. Dia bahkan menyarankan agar Uni Eropa mengikutinya. Memang perlu kesadaran di pihak pembeli. Barang atau suvenir berupa gading dan kulit penyu mesti dihindari. Sebab permintaan tersebut hanya akan memicu perburuan dan perdagangan hewan secara ilegal.
2. Badak

Badak, hewan langka yang diburu culanya dimanfaatkan untuk obat tradisional
Badak adalah hewan yang diburu untuk diambil culanya. Berdasarkan perkiraan Save the Rhino, badak yang tersisa hanya sekitar 30 ribu ekor. Itu pun tersebar di belantara Afrika Selatan dan tengah, Asia Selatan, dan Indonesia (Kalimantan dan Sumatera). Bahkan badak Sumatera dan badak Jawa sudah ada di ambang kepunahan. Di habitat aslinya, masing-masing hanya tersisa sekitar 80 dan 67 ekor.
Dalam kurun waktu tahun 1970 sampai 1995, populasi badak hitam di Afrika terus merosot. Tadinya ada 70 ribuan ekor, menjadi sekitar 2.410 ekor saja. Save the Rhino bahkan berani menebak, jika badak terus diburu karena gadingnya, tidak mustahil mereka akan benar-benar punah pada tahun 2025.
3. Harimau

via – shinytourtravels.com
Spesies kucing besar ini hidup di Indonesia, India, Thailand, Burma, Malaysia, dan Siberia Timur. Sebenarnya jumlah harimau di alam liar terus mengalami peningkatan. Namun World Wildlife Federation (WWF) menyatakan, kalau jumlahnya masih kalah jauh dengan zaman dulu.
Pada tahun 1900 harimau diperkirakan berjumlah 100 ribu ekor. Sedangkan sekarang mereka tersisa sekitar 3.890 ekor saja. Di Amerika Serikat, harimau lebih banyak hidup di penangkaran ketimbang di habitat alam. Sebab mereka rentan diburu untuk diambil kulitnya atau dijadikan obat-obatan.
4. Gorila Gunung

Gorilla
Satu dari dua subspesies gorila timur ini hidup di Basin Kongo, DCR, Uganda, dan Rwanda. Sudah beberapa dekade hewan yang hidup berkelompok ini mengalami kepunahan. Kini gorila gunung diperkirakan tinggal 880 ekor saja. Biasanya mereka dijadikan target perburuan untuk dijadikan hewan peliharaan, dijadikan obat, diambil tulangnya atau bulunya.
5. Lemur

Lemur ekor cincin – via : all-new-animals.fandom.com
Spesies lemur ekor cincin khas Madagaskar, atau Lemur Catta, sudah lenyap dari berbagai hutan. Dilihat dari dua penelitian, populasi spesies ini memang anjlok jadi sekitar 2000-2400 ekor saja. Dengan kata lain, sejak tahun 2000, keberadaan lemur sudah menurun 95%.
Kini 91% dari semua spesies lemur sudah masuk ke dalam hewan yang sangat terancam punah (kritis), terancam punah, atau rentan punah. Sebab mereka juga laris manis diburu untuk diambil dagingnya. Mereka juga “dipaksa” menyerahkan tempat tinggalnya.
6. Pangolin/ Trenggiling
Anteater atau pemakan semut ini hidup di Indonesia, Afrika Selatan dan Tengah, Thailan, Burma, Malaysia, India, dan Tiongkok. Meski trenggiling tampak asing, selain di tempat asalnya, namun menurut IFAW trenggilinglah yang paling banyak diburu.
Para peneliti University of Sussex mengklaim kalau setiap tahunnya ada sekitar 2,7 juta ekor pangolin yang dibunuh. Para pemburu berhasrat untuk mengambil keuntungan besar, sebab pangolin kerap dijadikan perhiasaan dan obat-obatan. Tidak heran kalau populasi trenggiling terancam punah. Namun para pemburu yang haus terus saja mencari celah.
7. Macan Tutul Salju (Snow Leopard)

Leopard salju – via : adventure.travel
Kucing jumbo ini bermukim di Pegunungan Himalaya dan Karakoram. Mereka memiliki peranan penting sebagai predator puncak. Mereka juga menjadi indikator habitat di dataran tinggi. Jika keberadaan macan tutul terjaga, bisa dipastikan spesies lain pun subur.
WWF memprediksi kalau macan tutul salju di alam liar hanya 4000 ekor. Jumlahnya terus merosot akibat perburuan liar, hilangnya habitat, serta dampak dari perubahan iklim. Dari 2008 sampai 2016, ada sekitar 220-450 laporan harian bahwa macan tutul ini sudah dibunuh dan diperjualbelikan.
8. Nuri Abu-Abu Afrika (African Grey Parrot)
Burung dengan paruh bengkok ini memang sangat menawan. Mereka hidup di kawasan tropis di Afrika Tengah. Di tahun 1970-an dan 80-an, burung ini sudah sangat populer dijadikan sebagai hewan peliharaan, karena burung ini pandai menirukan suara manusia. Sebagai akibatnya, kini mereka terus diintai kepunahan. Bagaimana pun perburuan dan perdagangan besar-besaran menyebabkan populasi burung ini terus menipis di 14-18 negara.
9. Beruk Barbar (Barbary macaque)
Dalam 24 tahun terakhir, jumlah hewan ini terus merosot sampai 50%. Padahal dulu mereka memenuhi kawasan Pegunungan Atlas dan Sahara Utara. Fragmentasi dan habitat yang hilang menjadi ancaman utama bagi mereka.
Pada tahun 1977, jumlah mereka yang semula 23 ribu ekor menjadi antara 6.500-9.100 ekor. Biasanya mereka dijadikan target perburuan untuk dipindahkan dari habitat aslinya atau dijadikan hewan peliharaan yang eksotis.
10. Orang Utan Sumatera dan Borneo/ Kalimantan
Sampai sekarang, kera-kera ini masih memiliki perkiraan masa depan yang suram. Populasi mereka kini antara 70 ribu sampai 100 ribu. Namun para ahli yakin, kalau tidak ada upaya mengatasi merosotnya populasi orang utan, dalam 35 tahun ke depan sebanyak 45 ribu ekor akan hilang.
Menurunnya jumlah orang utan menjadi dampak nyata dari perburuan liar. Banyak yang masih memburu daging mereka. Selain itu, deforestasi atau penggundulan hutan juga menyebabkan eksistensi mereka terus tertekan.
Sedih rasanya jika mengetahui bahwa hewan-hewan di atas, dulu sangat melimpah, namun sekarang berubah jadi spesies langka. Hewan yang Paling Banyak Diburu Pemburu Liar. #RD