Hewan Berkaki Dua, Bipedal dan Contohnya
ekor9.com. Pernah mendengar istilah ‘biped’, ‘bipedal’, atau ‘bipedalisme’?
Istilah ‘biped’ berasal dari Bahasa Latin. Kata ‘Bi’ berarti dua atau dobel dan ‘Ped’ atau ‘Pedis’ berarti kaki. Jadi bisa disimpulkan kalau ‘biped’ adalah hewan berkaki dua atau mungkin mesin yang bergerak dan berjalan dengan dua kaki. Sedangkan hewan berkaki empat disebut quadrupeds.
Umumnya ada beberapa pergerakan yang dihubungkan dengan bipedalisme; yaitu berdiri, berjalan, berlari, dan meloncat. Tidak perlu jauh-jauh dulu. Manusia adalah satu dari sekian contoh biped.
Di dunia hewan sendiri, mayoritas bukanlah biped, kecuali beberapa spesies mamalia dan primata. Contohnya kangguru dan burung unta, yang menjadi biped hidup terbesar serta tercepat.
Daftar Isi :
Hewan Bipedal
Kebanyakan hewan vertebrata daratan itu berkaki empat alias quadrupeds. Namun ada beberapa yang dikategorikan biped atau berkaki dua, yaitu:
Archosaurus
Anggota kelompok hewan ini yaitu buaya, burung, dan dinosaurus (seperti T-Rex). Terjadi evolusi pergerakan bipedal yang memengaruhi keturunan dinosaurus. Burung menjadi bipedal ketika tidak bisa terbang. Contohnya burung unta dan penguin kaisar.
1. Dinosaurus T-Rex

Ilustrasi dinosaurus berkaki dua T-Rex – via : artstation.com
2. Burung Unta
3. Penguin Kaisar
4. Ayam
5. Burung Kasuari
6. Burung emu

Burung emu – visualizepicture.com
7. Kalkun
Mamalia
Mayoritas mamalia adalah quadrupedal (berkaki empat). Namun semua primata menguasai kemampuan bipedal. Demikian juga dengan macropod seperti wallabi dan kangguru, lalu primata seperti lemur dan sifaka. Semuanya bisa berpindah secara bipedal.
8. Walabi
9. KangguruÂ
Primata
Beberapa spesies primata bisa menggunakan kaki belakangnya dan berdiri tegak lurus, bahkan tanpa penopang. Contohnya siamang, simpanse, bonobo atau simpanse kerdil, owa tangan putih, dan babun. Bentuk bipedalisme mereka sudah berkembang.
10. Siamang

Siamang – via : bali.idntimes.com
Keterbatasan pada mamalia lain
Bipedalisme tidak bisa dilakukan secara leluasa oleh mamalia lain ketika berpindah tempat. Misalnya rakun, tikus, atau berang-berang yang mesti jongkok dengan kaki belakangnya. Lalu beruang akan berada pada posisi bipedal ketika bertarung saja sebagai upaya pertahanan.
Meerkat dan tupai darat juga hanya menggunakan kaki belakangnya untuk berdiri melihat keadaan sekitar. Tetapi mereka tidak bisa menggunakan kaki untuk berjalan secara bipedal. Anjing pun bisa berdiri atau bergerak menggunakan dua kaki hanya karena dilatih atau memang cacat dari lahir.
Kemudian kijang gerenuk akan berdiri dengan kaki belakangnya, hanya karena mereka tengah makan dari pohon. Hal serupa terjadi pada chalicothere dan kungkang darat besar.
Terbatasnya Bipedalisme pada Selain Mamalia
Sejauh ini tidak ada fosil atau hewan amfibi yang tergolong bipedal. Demikian juga dengan reptil, yang sangat jarang ditemukan kasus bipedalisme. Kecuali pada beberapa spesies kadal seperti kadal monitor, basilisk helm, kadal Florida, dan agamids yang sedang berlari tegak. Bipedalisme juga diterapkan ketika reptil bertarung. Di dunia arthropod sendiri, kecoa yang sedang bergerak dalam kecepatan tinggi juga mengadopsi bipedalisme.
Hewan biped langka ditemukan pada hewan-hewan non darat. Namun ada dua tipe oktopus yang diketahui bipedal karena menggunakan dua tangannya. Sedangkan tangan-tangan lain berfungsi sebagai kamuflase agar dipandang sebagai buah kelapa yang mengambang atau sekadar kumpulan ganggang.
Bisa disimpulkan kalau bipedalisme berlaku pada dua tipe hewan, yakni bipedal sejati dan bipedal fakultatif – yang menggunakan gerakan dua kaki untuk merespons kebutuhan, entah untuk mengangkut makanan, berkelahi, atau melarikan diri dari pemangsanya. Contoh Hewan Berkaki Dua. (DBS) #RD