Gantangan untuk Cucak Rawa
Seorang penggemar burung pernah menanyakan pada pedagang burung, apakah cucakrawa perlu juga digantang seperti perkutut? Kapan mulai digantang dan bagaimana caranya?
Di alam bebas, Cucakrawa (Pycnonotus zeylanicus / Straw-headed bulbul) sangat senang bertengger di atas dahan pohon yang tinggi, sambil memamerkan bunyi kicauannya yang khas. Nyanyiannya terdengar nyaring dan bisa dinikmati sampai jauh. Bertitik tolak dari sifat dan kesukaannya itu, cucakrawa peliharaan perlu sekali digantang di tempat tinggi agar kicauannya berbunyi nyaring dan bisa dinikmati sampai jauh.
Kapan mulai digantang
Bakalan yang masih sangat muda dan belum berbunyi, tidak boleh digantang di tempat tinggi dulu karena belum waktunya. Kalau dipaksakan, kita akan menunggu lama sekali ngocehnya. Ia boleh digantang, tetapi ditaruh di tempat-tempat rendah dulu, misalnya di emperan rumah atau di dahan-dahan pohon yang bisa dijangkau dengan tangan. Maksudnya agar ia akrab dulu dengan manusia dan lingkungan sekitarnya. Perlakuan itu akan membuat ia tidak takut orang, cepat ngoceh, walau sifatnya tetap lincah dan binal.
Kalau sudah mulai gacor atau ngoceh, ia baru boleh digantang di tempat tinggi, misalnya di tiang kerekan atau dahan pohon setinggi 10 sampai 20 meter. Waktu menggantangnya pada pagi hari antara pukul 07.00 sampai 09.00 (sehabis dimandikan) atau sore hari antara pukul 15.00 sampai 17.00. Penggantangannya itu dilakukan tiga sampai empat kali dalam seminggu pada waktu cuaca cerah. Kalau sudah digantang pada waktu pagi, sorenya jangan digantang lagi.
Burung yang sudah “jadi” (rajin ngoceh) harus lebih sering digantang, dan boleh digantang setiap hari kalau cuacanya mengijinkan. Kalau siang hari cuacanya terlalu terik, pindahkan ia dan gantung di tempat teduh. Kalau menggantangnya di dahan pohon yang teduh, ia bisa dibiarkan tetap terletak di situ sampai sore hari.
Model gantangannya
Ada dua macam atau jenis gantangan yang bisa dipakai untuk cucakrawa. Pertama, gantangan terbuat dari tiang bambu atau pipa besi dan kedua, gantangan pada pohon hidup.
Gantangan pertama membutuhkan dua tiang berdiameter 8-10 cm yang dipasang berhadapan dengan jarak 1-1,5 meter dan sama tingginya, keduanya dihubungkan dengan sepotong kayu kaso atau reng. Alat penggantangnya berupa roda katrol, dipasang pada pertengahan kayu kaso penghubung tiang. Tali pengerek dipasang pada roda katrol itu. Karena sangkar cucakrawa cukup besar dan kuat, talinya harus kuat. Di atas gantangan dipasang atap dari anyaman rumbia atau bambu sebagai peneduh.
Gantangan kedua membutuhkan pohon yang batangnya tinggi dengan dahan yang kedudukannya lurus pada pangkal batang. Ukuran dahan sebesar pangkal lengan orang dewasa. Agar gantangannya kokoh, roda katrolnya dipasang dengan mengikatnya pakai kawat, atau dipaku dulu, baru diikat pakai kawat erat-erat. Tali pengerek sangkar juga harus kuat.
Gantangan pada pohon lebih menguntungkan daripada gantangan dari tiang bambu kalau pohon yang akan dipakai untuk menggantang itu ada. Pertama, kita tak perlu susah payah memasang atap pelindung dan burung bisa digantang terus-menerus dari pagi sampai sore karena tempatnya cukup teduh. Kedua, burung merasa hidup seperti di habitatnya yang asli karena ia berada di antara rindangnya pepohonan yang sejuk. Apa perlu burung Cucakrawa di gantang dan dijemur? #WER