Dalam Hadits, Membunuh Hewan Ini Bernilai Pahala 100 Kebaikan! - ekor9.com - ekor9.com

Dalam Hadits, Membunuh Hewan Ini Bernilai Pahala 100 Kebaikan!

ekor9.com. Ajaran Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW, hadir sebagai rahmatan lil ‘alamin. Menerapkan syariat Islam dalam kehidupan, dapat memberi kebaikan yang berlimpah bagi semesta alam.

Sebagai pedoman yang diberikan langsung oleh Sang Pemilik Semesta, tentu Islam tidak pernah menghendaki kesulitan maupun keburukan. Selalu ada hikmah dan alasan yang jelas di balik suatu hukum, perintah, atau larangan.

apa membunuh cicak dapat pahala itu dosa apakah berdosa sunnah akan mendapatkan dibolehkan mendapat benarkah berpahala disunnahkan boleh kita harus berapa haruskah kenapa dpt tidak mengapa

Bahkan, Islam juga mencakup segala aspek peradaban. Keterkaitan dan interaksi di antara manusia, Tuhan, dan lingkungan. Pada hakikatnya, syariat Islam merefleksikan kasih sayang terhadap seluruh makhluk hidup dan segala komponen jagat raya, termasuk lautan, tanah, hingga udara.

Lantas, bagaimana dengan hadits-hadits yang menganjurkan untuk membunuh hewan, seperti cicak, ular, dan kalajengking? Apakah mereka tidak punya hak untuk hidup dan diberi kasih sayang?

Baca Juga:  Sirkus Hologram, Pengganti Hewan Hidup yang Super Canggih!

Nah, agar dapat memaknai suatu hadits secara jernih, kita harus meninjau sejarah, sebab, hingga pemilihan bahasanya. Dalam hadits, benar bahwa membunuh cicak bernilai 100 kebaikan. Dengan redaksi lengkap:

“Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua,” (H.R. Muslim). Baca : Nama Kucing dalam Islam

membunuh cicak di hari jumat, membunuh cicak sunnah, membunuh cicak dapat pahala, membunuh cicak dalam hukum islam, membunuh cicak dalam islam, membunuh cicak apa dapat pahala, membunuh cicak apakah berdosa, membunuh cicak apakah sunnah, membunuh cicak dosa apa tidak, membunuh cicak berdosa, hukum membunuh cicak bagi umat islam, hukum membunuh cicak bagi islam, cara membunuh cicak dalam islam, cara membunuh cicak menurut islam, cerita membunuh cicak dapat pahala, cara membunuh cicak yang ampuh, fakta membunuh cicak

Untuk memeriksa keaslian hadits ini, kamu dapat mencari sumber yang meyakinkan, yaitu kitab klasik ulama atau kajian dari ustaz yang kredibel.

Namun, agar tidak menjadi paradoks, perlu kamu ketahui bahwa Imam An-Nawawi menjelaskan dalam Syarah Muslim, bahwa auzagh yang dimaksudkan oleh hadits tersebut merupakan saamul abrash, yaitu cicak penyebab penyakit, atau al-hasyaratul mu’dzi, yaitu hewan yang dapat menyakiti.

Baca Juga:  10 Daftar Hewan Liar Paling Ganas dan Agresif

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa membunuh cicak dapat bernilai seratus kebaikan, jika cicak berpotensi membawa suatu penyakit. Sementara itu, cicak yang hidup damai di rumah kita, tidak termasuk pada cicak yang berbahaya.

Di sisi lain, hadits tersebut menggiring kita untuk mengetahui bahwa cicak, memiliki potensi penyakit yang harus kita waspadai. Dalam riwayat lain, juga diketahui pula bahwa cicak tergolong hewan yang fasik, karena telah meniupi api yang membakar Nabi Ibrahim A.S. Baca : Makanan Kucing Mengandung Babi

Selain itu, hadits tentang membunuh cicak juga membuat kita sadar bahwa Islam menghendaki agar manusia terhindar dari mudharat, namun tetap mengasihi makhluk hidup lainnya. Lho, membunuh kok dibilang mengasihi? Tenang, mari kita tinjau!

Baca Juga:  10 Spesies Tikus Terbesar di Dunia, Ada yang Sebesar Beruang!

Perhatikan redaksi lengkapnya. Pahala maksimal 100 kebaikan, hanya kita dapatkan jika membunuh cicak dalam satu pukulan. Dengan begitu, cicak akan langsung mati, tanpa harus merasakan sakit atau sekarat. Pahala kita akan berkurang, apabila kita membunuhnya dalam dua atau tiga pukulan.

Menarik, bukan? Setiap perintah atau larangan mengandung hikmah yang indah untuk diketahui dan dimaknai. Karena, Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk berakal yang mampu mengelola bumi dan seisinya dengan optimal. Menjadi hamba yang taat, menegakkan syariat, dan menebar maslahat. Wallahu a’lam.

error: