Contoh Hewan Diurnal dan Alasannya
ekor9.com. Contoh Hewan Diurnal. Diurnal menjadi kebalikan dari hewan nokturnal. Seperti manusia, organisme diurnal juga lebih banyak beraktivitas di siang hari dan tidur/ istirahat di malam hari. Ada ritme sirkadian, yang menunjukkan pola aktivitas makhluk hidup dalam kurun waktu 24 jam. Kita menyebutnya sebagai jam biologis. Belum diketahui pasti bagaimana timing natural ini bisa bergulir. Hanya saja, para ilmuwan percaya kalau beberapa hormon dalam tubuh juga memegang peranan penting.
Alasan Kenapa Ada Pembagian Diurnal dan Nokturnal?
Pada dasarnya ilmuwan setuju kalau spesies di bumi sudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungan. Ada beberapa makhluk hidup yang cocok beraktivitas di siang hari, yang relatif lebih kering, hangat, dan bercahaya. Ada juga yang justru nyaman melakukan kegiatan di malam hari, yang relatif lebih gelap, lembab, dan dingin.
Semua sudah diatur sedemikian rupa. Dengan begitu, para organisme akan terhindar dari persaingan terlalu ketat, sebab mereka mesti hidup dan berburu di satu waktu dengan organisme lainnya. Karena itu manusia, kucing, burung, tupai, elang, kadal, kupu-kupu, simpanse, dll, mendapat jatah berkegiatan di siang hari. Sementara malam harinya dimiliki oleh burung hantu, tikus, kelelawar, dll.
Perbedaan diurnal dan nokturnal itu juga disesuaikan dengan sifat-sifat organisme itu sendiri, Misalnya burung hantu yang nokturnal memiliki mata lebih besar. Ketersediaan cahayanya lebih banyak. Bola mata besar itu juga membantu retina untuk meraih cahaya. Berbeda dengan mata elang yang lebih kecil.
Hewan Nokturnal dan Diurnal Sekaligus
Tetapi ada beberapa hewan yang hidup di pertengahan. Mereka bisa menjadi mahkluk nokturnal dan diurnal sekaligus. Contohnya nyamuk. Mereka menularkan 2 penyakit mematikan di daerah tropis. Di pembawa demam berdarah, Aedes Aegypti, bersifat diurnal. Sementara si pembawa malaria, Anopheles, bersifat nokturnal. Demikian, Contoh Hewan Diurnal Dan Alasannya. #RD