6 Cara Ternak Ayam Kampung dengan Modal Kecil Bagi Pemula
ekor9.com. Permintaan pasar terhadap ayam kampung semakin meningkat. Selain karena dagingnya yang lebih tebal dan lezat, ayam kampung juga ditengarai lebih sehat karena hidup bebas di pedesaan dan tidak mengalami penyuntikkan hormon. Sehingga, meski harganya relatif lebih mahal dari ayam petelur dan ayam boiler, ayam kampung tetap dicari dan digandrungi, terutama oleh penjual soto Madura atau para ibu yang hendak meracik MPASI untuk bayi mereka.
Karena itulah, budidaya ayam kampung menjadi salah satu peluang yang bagus untuk ditekuni. Dengan sedikit sentuhan marketing, ayam kampung dapat menjadi komoditas yang amat menarik bagi pegiat pola hidup sehat. Dan, kabar baiknya, kamu dapat memulai budidaya ayam kampung meski dengan modal dan pengalaman yang cukup terbatas. Seperti apa?
Berikut ini 6 langkah mudah dan murah budidaya ayam kampung bagi para pemula:
Daftar Isi :
1. Mempersiapkan kandang ayam kampung
Kandang menjadi komponen penting dalam budidaya ayam kampung. Agar ayam tidak berkeliaran, siapkan kandang yang menutup sekeliling lokasi budidaya dengan ketinggian minimal 3 meter. Dapat menggunakan bambu anyam atau kayu, asalkan rapat dan tidak dapat dimasuki oleh hewan liar. Selanjutnya, buat sekat untuk memisahkan antara ayam kampung dewasa dan ayam kampung anakan. Kemudian, seminggu sebelum proses budidaya dimulai, semprotkan pestisida untuk membunuh parasit pengganggu.
2. Memilih indukan ayam kampung
Ayam kampung terbaik tentu dihasilkan oleh indukan yang sehat dan berkualitas. Maka, pilih indukan jantan yang berkokok dengan lantang, berbulu mengkilap, sehat, aktif bergerak, agresif, dan tanpa cacat. Sementara untuk indukan betina, pilih yang berbulu mengkilap dan menarik, berukuran besar, siap kawin, aktif, sehat, dan tanpa cacat. Untuk perbandingan jumlah jantan dan betina tidak ada patokan, dan masih memungkinkan 10 ayam betina bereproduksi dengan 1 pejantan.
3. Mengawinkan indukan ayam kampung
Proses perkawinan hanya dapat berlangsung secara alamiah tanpa intervensi manusia. Maka, pastikan kondisi kandang kondusif, nyaman, dan pakan telah terjamin 3 kali sehari. Tanda-tanda proses perkawinan berhasil, betina akan menjadi lebih rewel atau sering berkotek. Maka, segera pisahkan kandang indukan betina untuk bertelur, yang biasanya mencapai 5—14 butir.
4. Penetasan telur ayam kampung
Ada dua cara penetasan telur ayam kampung, yaitu secara alami (25—35 hari) dan secara buatan (14—20 hari). Untuk proses penetasan buatan, buatlah kotak penetasan dengan pengatur suhu berupa lampu bohlam atau neon 10 watt. Tempatkan telur di bawah lampu, dan tunggu 14—20 hari hingga telur menetas, dan siap untuk perawatan lanjutan.
5. Memelihara anakan ayam kampung
Meski berintensitas cukup tinggi, perawatan anakan ayam kampung tidak begitu sulit. Siapkan pakan khusus berupa jagung giling halus hingga usia 2 bulan, lalu pindahkan ayam ke kandang dewasa. Selanjutnya, berikan pakan 3 kali sehari, ganti minum 2 kali sehari, dan bersihkan kandang setiap hari agar ayam kampung selalu sehat dan dalam kondisi bugar.
6. Melakukan penjualan ayam kampung
Ayam kampung siap jual setelah berusia 1—3 bulan dengan bobot sekitar 1—2 kg, tergantung kebutuhan pasar. Selain memiliki daging yang lezat, telur ayam kampung juga cukup diminati, meski harganya relatif lebih mahal dari telur ayam negeri. Kamu juga dapat memanfaatkan kotoran ayam di peternakan untuk keperluan pupuk tanaman.
Menarik, bukan? Dari modal yang terbatas, ada keuntungan yang melimpah dan multifungsi. Yuk, dukung swasembada pangan dengan budidaya ayam kampung!