Cara Mudah Membuat Pelet Ikan Yang Berkualitas
Daftar Isi :
Cara Mudah Membuat Pelet Ikan
Bahan pelet harus digiling halus. Untuk merangsang ikan agar suka mencaplok makanan ini, tiap 100 kg bahan makanan perlu dicampur daun pohon gamal yang agak busuk. Sampai sekarang masih belum banyak perusaahan makanan ternak atau industri rumahan, yang membuat dan menjual makanan buatan untuk ikan.
Kalaupun ada, itu hanya terbatas pada daerah pinggiran kota besar yang sudah lama ada usaha penggemukan ikan saja. Mestinya industri rumahan ini juga digalakkan, berbarengan dengan penggalakan penggemukan ikan.
Mungkin yang bisa digalakkan pertama-tama ialah perusahaan makanan unggas yang sudah lama berdiri. Dengan melangkah kecil lebih lanjut untuk meramu makanan buatan untuk ikan, agaknya perusahaan makanan ternak unggas itu tidak begitu dibuat repot. Makanan untuk ikan ini juga harus diramu dari bahan hewani dan nabati, sama seperti ramuan makanan unggas. Hanya saja caranya meramu agak berbeda.
Makanan untuk ikan harus dicetak dan dikeringkan sebagai potongan-potongan “pellet”. Istilah pelet digunakan untuk menyatakan bentuk yang tidak berbutir, bukan pula tepung, melainkan potongan-potongan pipa kecil seperti obat nyamuk yang dibakar.
Resepnya
Untuk meramu bahan makanan ikan berbentuk pelet itu, mula-mula harus disusun resepnya dulu, yang akan memberi kejelasan sejelas-jelasnya, jenis bahan makanan apa yang akan dipakai, dan berapa bagiankah tiap jenis bahan itu harus ada, agar seluruh kumpulan nantinya bisa mengandung protein 30%. Makanan ikan baru memberi pengaruh nyata, kalau kadar proteinnya sekitar 30%. Lebih bagus lagi, kalau bisa dibuat 40%.
Misalkan kita hendak menyusun resep berupa tepung ikan 33 bagian, tepung daging 2 bagian, dan dedak halus 65 bagian. Jumlah seluruhnya jadi 100 bagian. Lalu dihitung di atas kertas, berapakah nilai protein dari tiap jenis-jenis bahan itu.
Dari daftar susunan kimia bahan makanan ternak yang terdapat dalam buku Ilmu Makanan Ternak yang baik (seperti yang tertera dalam Daftar 1, misalnya), tertera bahwa nilai protein tepung ikan ialah 60%, tepung daging 80%, dan dedak halus 15%.
Maka Kadar Protein 33 bagian tepung ikan (dalam resep diatas) ialah 60/100 x 33 = 19,8%. Kadar protein tepung daging ialah 80/100 x 2 = 1,6%, sedang kadar protein dedak halus ialah 15/100 x 65 = 9,75%. Seluruhnya jadi berkadar protein 31,1%.
Daftar 1: Jenis-jenis bahan makanan ternak yang bisa dipakai untuk ikan, dan kadar protein masing-masing.
Jenis Bahan
|
Kadar Protein (dalam % bobot)
|
---|---|
Tepung Ikan | 60 |
Tepung daging | 80 |
Tepung udang | 46 |
Tepung darah | 85 |
Tepung kedele | 36 |
Tepung sorghum | 9 |
Dedak halus | 15 |
Kacang ijo | 23 |
Bungkil biji kapok | 27 |
Sudah tentu, resep diatas bisa saja dibuat dari bahan makanan yang lebih dari 3 jenis bahan. Itu bergantung pada tersedianya bahan di pasaran. Biasanya di musim kemarau, bahan palawija murah, tetapi sayang, di musim itu pemeliharaan ikan berkurang, sedang pada musim hujan, palawija mahal, tapi justru pada saat itu, kegiatan pemeliharaan ikan meningkat (dan permintaan makanan untuk ikan juga naik).
Mestinya ada akal tertentu yang cerdik, untuk mengatasi kedidak cocokan penyediaan dan permintaan bahan-bahan ini. Maka, meskipun resep berubah, perhitungan nilai protein keseluruhan tetap dilakukan dengan menjumlah nilai protein masing-masing bahan, sesuai jumlah bagian dan kadar protein masing-masing juga. Dalam Daftar 2 diberikan contoh beberapa model pelet yang tersusun dari berbagai jenis bahan.
Harus Digiling Busuk
Daftar 2: Beberapa Model Susunan Pelet Ikan
Jenis Bahan
|
Susunan (dalam % bobot)
|
|||
---|---|---|---|---|
Tepung Ikan | 20 | 30 | 20 | 20 |
Tepung daging | 20 | 2 | 3 | 10 |
Tepung kedele | 5 | – | 20 | 10 |
Dedak halus | 40 | 38 | 20 | 10 |
Kacang ijo | 5 | – | 7 | 20 |
Bungkil biji kapok | 10 | 30 | 20 | 30 |
Kadar Protein | 39,6 | 33,4 | 31,6 | 37,8 |
Digiling Busuk
Sesudah angka-angka dalam resep itu beres, kita menimbang bahan itu masing-masing sesuai resep. Bahan kemudian harus digiling menjadi tepung dulu, sebelum dikerjakan lebih lanjut. Sebab, makin halus bahan itu, makin mudah ia dicampur dan dicetak menjadi pelet yang bermutu. Artinya, ia mampu bertahan melayang dalam air selama 5 menit, sebelum jenuh dengan air dan ambyar berantakan. Dalam waktu 5 menit itulah diharapkan ia sudah sempat dicaplok oleh ikan.
Bahan yang sudah tergiling halus kemudian dicampur aduk (dengan sekop misalnya) di atas lantai semen dulu, supaya rata betul. Untuk merangsang ikan agar suka mencaplok, bahan yang sedang dicampur aduk itu harus diberi daun pohon gamal sedikit. Bagi tiap 1000 kg bahan makanan, cukup diberi 2kg daun saja. Bau daun agak busuk, tapi justru kebusukan ini yang merangsang ikan untuk mencaplok.
Campuran bahan agak busuk itu kemudian dicetak dalam alat pencetak agar menjadi pelet. Dengan dimasukkan ke dalam alat pencetak ini, bahan itu sudah dengan sendirinya ditekan menjadi adonan yang terekat kompak dan stabil, oleh panas yang timbul sewaktu bahan digiling. Alat pencetak pelet itu mirip dengan penggiling daging, yang hasil gilingannya bisa keluar seluwir-seluwir seperti mie.
Kalau hasil ini ditampung di atas tampah, lalu dipotong-potong sependek 3cm, maka jadilah sudah, pelet ikan yang masih basah. Ia harus dikeringkan dulu di bawah sinar matahari, sebelum bisa disimpan sebagai persediaan, dipak untuk diperdagangkan.
Pelet dianggap sudah kering betul, kalau sudah terasa keras pegas, tidak mudah ambyar, tetapi baru pecah kalau memang dihantam keras. Kalau pasaran palawija sedang murah misalnya, maka kita pakai resep yang tersusun seperti kolom 1, 3, 4 dan 5. Kalau palawija sedang mahal, kita banting setir ke resep kolom 2.
Tentu masih banyak lagi susunan resep yang bisa dibuat sendiri, disesuaikan dengan tersedianya bahan makanan ternak di pasaran, yang paling murah dan mudah diperoleh. Cara Mudah Membuat Pelet Ikan Yang Berkualitas.