Cara Merawat Burung Wambi si “Hwa mei” Biar Gacor
ekor9.com. Hwa mei tidak mau bernyanyi di sembarang tempat dan waktu. Dengan latihan, bakat dan mental bisa diasah agar burung ini mau berkicau pada saat yang dikehendaki.
Hwa mei yang biasa disebut Wambi ini sudah cukup lama dikenal oleh pecinta burung berkicau di Indonesia. Dia berasal dari daratan China. ‘Penyanyi’ Tiongkok ini terkenal agak sulit dilatih berkicau, bahkan seringkali mogok nyanyi gara-gara suatu sebab.
Sebenarnya, kepandaian berkicau tergantung pada sifat bakalan dan latihan yang diberikan. Seorang hobiis burung berkicau, mengatakan bagaimanapun hebatnya latihan, kalau sifat bakalannya memang tidak bagus, tidak akan ‘jadi’ supaya tidak kecewa, peminat hwa mei harus mengetahui bagaimana memilih bakalah yang bagus.
Mata Mencerminkan Mental
Penggemar hwa mei di Bogor, mengatakan burung yang cepat jadi biasanya berasal dari bakalan setengah jadi. Berbeda dengan Nawi Narpati, dia bisa menjadikan hwa mei dari bakalan, yang penting harus memenuhi kriteria.
“Bakalan yang baik harus mempunyai katuranggan yang baik”. Katuranggan meliputi ciri, bentuk, dan potongan badan. Secara keseluruhan, hwa mei akan kelihatan manis, gagah, dan berdiri tegak. Ciri-ciri pokoknya terdapat pada mata, dagu, bentuk paruh, dan bulu.
Mata hwa mei ada yang hijau, cokelat, abu-abu, dan biru. “Mata hwa mei harus berwarna hijau bening, cerah, kristal, dan mengkilat”, jelas Nawi yang telah menggeluti dunia burung selama 20 tahun. Ciri mata amat penting, karena dari mata tersebut bisa dilihat mental si burung, apakah sifatnya pemberani atau tidak. Selain itu, mata juga menentukan kemampuannya bernyanyi.
Bentuk paruh dan dagu menentukan kemampuan hwa mei berkicau dengan kualitas suara yang baik. Paruh hwa mei yang baik bentuknya melengkung ke bawah, sedang dagu bentuk goresannya tajam, agak melebar. Ciri bentuk paruh ini tidak baku, karena ada juga hwa mei yang berparuh tebal seperti paku bisa bersuara lantang.
Meskipun paruh dan dagu telah memenuhi syarat tapi kalau warna bulunya jelek, hwa mei dianggap belum sempurna, apalagi jika nantinya mengikuti kontes. Warna bulu hwa mei yang baik harus cokelat, dan bersinar agak kehijauan atau kemerahan. Menurut Nawi, faktor keturunan memegang peranan penting dalam membentuk hwa mei. Jadi bisa dikatakan, dengan bakalan bagus bisa diperoleh burung dewasa yang bagus pula. Jika peminat hwa mei telah memperoleh bakalan, tinggal bagaimana melatihnya agar dia mau memamerkan keindahan suaranya.
Sering Dilatih, Mental Harus Kuat
Sifat hwa mei agak liar, lain dengan burung kenari yang berpembawaan jinak. Untuk membuat agar hwa mei lebih jinak, si jantan perlu dibantu dengan yang betina. Sangkar si betina didekatkan dengan sangkar yang jantan. Perlakuan ini akan membesarkan hati jantannya sehingga dia mau berkicau. “Burung ini burung mental”, jelas Nawi yang pernah mengoleksi banyak wambi/hwamei itu. Artinya, bila mentalnya ‘turun’ dia akan bungkam. Hal ini bisa terjadi karena pemindahan letak sangkar, burung sedang mabung, ‘grogi’ bertemu sesama hwa mei, dan sebagainya. Sifat hwa mei memang agak sensitif, maka pemiliknya harus melatih agar mental si burung kuat.
Untuk melatih mental, burung diusahakan agar mau berbunyi di suatu tempat dulu. Bila belum berani mengeluarkan suaranya, selain dibantu dengan yang betina, sangkar perlu ditutup kain gelap. Selanjutnya jika sudah ada kemajuan, tutup sangkar bisa diganti dengan warna putih dan akhirnya dibuka. Pembukaan tutup sangkar bertahap sisi demi sisi agar mental burung tetap stabil.
Apabila burung sudah berani berkicau di suatu tempat tanpa tutup sangkar, pemilik melatih keberaniannya bersuara di tempat lain. Caranya, penggantungan sangkar dipindah-pindah. Kalau perlu ke tempat latihan khusus. Di tempat latihan, dia akan bertemu dengan burung lain. Yang perlu diperhatikan, pemilik harus menjauhkan burung yang berusia muda dengan yang sudah senior. Di sini pun perlu kain penutup sangkar, jika dia masih ‘grogi’. Lama kelamaan mental yang kuat si burung terbentuk, dia akan bernyanyi kapan dikehendaki dan dimanapun tempatnya. Selain mental, pakan juga harus diperhatikan.
Hwa mei memerlukan pakan khusus burung berkicau yang terbuat dari biji-bijian dan snack berupa serangga. Pemberian pakan sebaiknya dibiasakan setiap sore bersamaan dengan waktu mandi.. Maksudnya, bila nanti ikut kontes burung tidak mandi pada saat penilaian. Kalau burung mandi, kicauannya berkurang.
Bila hwa mei sudah ‘jadi’, pemilik sewaktu-waktu bisa menikmati ocehannya dengan mudah seperti layaknya tape recorder. Cara Memilih dan Merawat Burung Wambi Bakalan Biar Cepet Gacor. #TNY