Cara Melatih “Kepatuhan” Anjing Agar Tidak Buang Air Besar Kecil Sembarangan
ekor9.com. Anak anjing yang lincah dan patuh pasti menyenangkan pemiliknya. Apalagi kalau dapat meraih gelar juara dalam kontes di kemudian hari. Dengan training, hal itu mudah untuk dicapai.
Agar seekor anjing siap menjadi anggota keluarga, dia perlu menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang berlaku di dalam rumah. Dengan kata lain, anjing harus dilatih. Ada banyak jenis latihan supaya anjing bisa memberikan kesenangan pada pemiliknya.
Pada dasarnya ada tiga aspek utama dalam melatih anjing, yaitu sosialisasi atau pengenalan anggota keluarga, membiasakan anjing buang kotoran pada tempatnya (toilet training), dan latihan kepatuhan. Latihan-latihan ini lebih baik diterapkan pada usia dini, saat wataknya masih relatif mudah dibentuk.
Sosialisasi dan toilet training
Proses sosialisasi perlu dijalani oleh anak anjing agar dia mengenal setiap anggota keluarga, baik sesama binatang piaraan maupun manusia pemiliknya. Pengenalan pada binatang lain bertujuan agar si anak anjing tidak menyerang mereka. Demikian pula si pemilik harus dikenal agar anak anjing bisa dilatih untuk tanggap terhadap perintah. Bila proses sosialisasi telah dilalui dengan baik, tahap selanjutnya adalah toilet training.
Kebanyakan anak anjing menghabiskan waktunya untuk beristirahat dan tidur. Mereka selalu ingin buang air kecil ataupun besar begitu bangun tidur. Pada saat inilah toilet training perlu diberikan. Caranya, dalam ruang tertentu yang agak sunyi disediakan tempat untuk buang air seperti box khusus yang diberi pasir kasar atau batuan kecil. Bila tempat ini tidak memungkinkan, buang air bisa dilakukan di luar rumah asal cuaca mengizinkan.
Setiap hendak buang air, anak anjing diangkat dan ditaruh di tempat itu. Dengan demikian pemilik harus tanggap bagaimana ‘gejala’ anak anjing akan buang air. Di samping itu, pemilik juga harus bersabar menunggu hingga anak anjing selesai buang air.
Jika tidak ada tempat khusus yang dapat digunakan sebagai toilet, kertas koran juga bisa difungsikan. Jadi, setiap kali anjing akan buang air, pemilik menyiapkan kertas koran. Dalam toilet training juga diberi perintah singkat agar anjing tahu kapan dia harus masuk dan keluar ‘toilet’.
Setelah anjing keluar dari ‘toilet’, dia perlu sedikit pujian untuk memberi pengertian bahwa aktivitasnya disetujui oleh tuannya. Lama kelamaan kebiasaan buang air di tempat khusus akan dipahami oleh anjing, sehingga dia tidak buang air di sembarang tempat.
Ban leher dan tali
Supaya bisa mengikuti lomba, anjing harus dilatih untuk dapat mengenakan tali. Latihan ini bisa dilaksanakan secepatnya setelah anjing disapih. Saatnya dipilih menjelang waktu makan. Pertama kali dicoba dengan tali yang ringan selama beberapa menit, untuk mengendalikan caranya berjalan. Latihan ini diulang-ulang tapi diusahakan suasananya menggembirakan, baik bagi anjing maupun pemiliknya.
Apabila anjing sudah mau menerima ‘kehadiran’ tali pengikat leher, latihan ditambah jalan-jalan di sekitar rumah. Latihan jalan dengan tali ini tidak boleh keluar pagar rumah selama anjing belum divaksin.
Kepatuhan
Kepatuhan adalah bagian dari training, tapi tidak boleh lebih dari yang dapat dilakukan oleh seekor anjing. Misalnya berjalan dengan tumitnya (heel), duduk (sit), diam (stay), dan datang (come) pada saat dipanggil tuannya. Keempat perintah dasar itu mulai diberikan sebelum pertama kali dia diajak ‘berdarmawisata’ keluar rumah.
Latihan kepatuhan ini sebaiknya jangan dicampur dengan toilet training. Keduanya dapat dipisahkan pada waktu yang berbeda. Pelajaran ini sangat penting bagi anjing. Agar jangan sampai bosan berlatih, anjing harus dibawa dalam suasana permainan yang menggembirakan.
Hal yang perlu diingat adalah, anjing tidak boleh sampai kehabisan tenaga. Jadi, pemilik juga harus mengendalikan kapan latihan dimulai atau diakhiri. Perintah pertama yang diajarkan adalah