Manajemen Pemberian Komposisi Pakan Pada Sapi Perah Dara dan Masa laktasi
ekor9.com. Sebenarnya, di luar faktor genetis sapinya, produksi susu sapi perah masih bisa ditingkatkan dengan pemberian pakan yang baik dan tepat komposisinya. Masalahnya sekarang, masih banyak peternak yang tidak tahu bagaimana membuat ransum yang tepat komposisinya.
Menurut Ir. Soribasya Siregar, M.S., staf peneliti Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor, hijauan merupakan porsi terbesar dalam ransum sapi perah, sedangkan konsentrat hanya sebagai pelengkap. Penambahan konsentrat diperlukan karena hijauan tidak bisa memenuhi semua kebutuhan sapi. Seperti yang diungkapkan Prof. Dr. Adi Sudono, M.Sc., Guru Besar Fakultas Peternakan, IPB, “Hijauan cuma bisa memenuhi paling tinggi 80% kebutuhan sapi perah”.
Porsi hijauan dan konsentrat ini harus ‘dipegang teguh’ oleh peternak. Sebab bila salah pemberian, bukannya produksi yang tinggi dan mutu susu yang baik yang diperoleh, melainkan sebaliknya. Bila semua pakan yang diberikan berupa hijauan, biayanya memang lebih murah, tetapi sulit mencapai produksi susu yang tinggi.
Sementara pemberian konsentrat sampai 70% atau lebih memang menyebabkan produksi susu meningkat, tapi kelemahannya, kadar lemaknya turun drastis. Padahal kadar lemak ini merupakan standar mutu susu yang dituntut koperasi. Selain itu, pemberian hijauan terlalu banyak bisa mengganggu pencernaan, sehingga bisa membuat sapi kegemukan yang bertentangan dengan efisiensi produksi susu. Yang lebih parah lagi, bisa menyebabkan kematian karena terjadi displace abomasum.
Menuruta Adi Sudono, perbandingan hijauan dengan konsentrat adalah sekitar 70% hijauan bahan kering berbanding 30% konsentrat bahan kering. Tetapi jika hijauan yang diberikan berkualitas rendah, aturan itu bisa berubah. Ir. Soribasya Siregar, M.S., membagi berdasarkan kualitas hijauannya.
Bila hijauan berkualitas rendah, seperti jerami padi, jerami jagung, dan pucuk tebu, maka jumlah bahan kering hijauan dalam ransum (pakan) tidak boleh lebih dari 50%. Hijauan berkualitas sedang, seperti rumput alam, rumput lapangan, rumput benggala, dan rumput setaria sekitar 60% : 40% bahan kering. Sedangkan hijauan kualitas baik, seperti leguminosa (gliricidia, lamtoro, kaliandra) dan umbi-umbian sekitar 64% : 36% bahan kering.
Kualitas Pakan
Jumlah bahan kering hijauan yang diberikan setiap hari dalam ransum sapi perah ditentukan oleh bobot badannya. Sapi perah dara, jantan muda, jantan dewasa, dan induk laktasi produksi rendah, cukup 2% dari bobot badannya. Sapi perah yang sudah besar (induk laktasi), hijauan segar yang diberikan sekitar 10% dari bobot badannya.
Namun pemberian hijauan ini belum mencukup kebutuhannya, masih perlu ditambah dengan konsentrat.
Membuat konsentrat tidak sulit. Bahannya bisa berupa dedak padi, tepung jagung, pollard, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil/biji kapuk, ampas tahu, dan ampas bir.
Formulasinya tergantung pada bahan apa yang dipunyai, sedangkan komposisinya ditentukan oleh kualitas hijauan yang diberikan, bobot badan sapi, produksi, dan kadar lemak susu. Kadar protein kasarnya sekitar 16-18%, energi TDN 72-76%, kadar air tidak lebih dari 14% dan serat kasar tidak lebih dari 18%.
Contoh formulasi konsentrat menurut Ir. Soribasya Siregar, M. S., ada pada tabel 1.
Tabel 1. Formulasi Konsentrat Induk Laktasi | |||
Bahan | Formula (kg) | ||
A | B | C | |
Dedak padi
Pollard Onggok Bkl kacang tanah Bkl kelapa Tepung jagung Bkl biji kapuk Garam dapur Kapur Tepung tulang |
20.0
– – – 24.0 28.0 25.5 1.0 1.0 0.5 |
–
25.0 27.0 – 15.0 – 30.5 1.0 1.0 0.5 |
–
30.0 26.5 25.0 16.0 – – 1.0 1.0 0.5 |
Jumlah (kg)
Bahan kering (%) Protein kasar (%) Energi/TDN (%) |
100.0
90.0 18.9 75.7 |
100.00
88.7 18.2 75.4 |
100.00
86.0 18.6 75.7 |
Banyaknya konsentrat pada ransum sapi perah tergantung pada kualitas hijauan dan produksi susu. Bila hijauan yang diberikan bermutu baik cukup tiga kg untuk setiap 10 liter produksi susu.
Tetapi jika kualitasnya jelek, jumlah itu perlu ditambah menjadi 4,5 kg setiap 10 liter produksi susu. Keterangan lebih lengkap bisa dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Pemberian Ransum Induk Laktasi | |||||
Produksi Susu (l/hari) |
Pemberian ransum dengan kg bobot badan (kg/ekor/hari) | ||||
300 | 350 | 400 | 450 | 500 | |
8 K
H 10 K H 12 K H 14 K H 16 K H 18 K H 20 K H 22 K H |
5,3
30,0 5,9 33,0 6,5 36,0 7,1 40,0 7,7 43,0 8,3 46,0 8,9 49,0 9,6 53,0 |
5,9
32,0 6,5 36,0 7,1 39,0 7,7 42,0 8,3 46,0 8,9 49,0 9,5 52,0 10,1 56,0 |
6,4
34,0 6,8 38,0 7,4 41,0 8,0 44,0 8,7 48,0 9,2 51,0 9,8 54,0 10,4 58,0 |
6,5
36,0 7,1 39,0 7,7 43,0 8,3 46,0 8,9 49,0 9,5 53,0 10,1 56,0 10,7 59,0 |
6,8
38,0 7,4 41,0 8,0 45,0 3,7 48,0 9,2 51,0 9,8 55,0 10,4 58,0 11,0 62,0 |
Sumber : Ir. Siribasya Siregar, M. S.
Keterangan : K = konsentrat; H = hijauan |
Pemberian ransum perlu diatur untuk mencapai produksi susu yang lebih tinggi. Semakin sering frekuensi pemberian semakin baik hasilnya, paling tidak 2 kali sehari, pagi dan sore. Khusus untuk induk laktasi, pemberian konsentrat disesuaikan dengan waktu pemerahan, yaitu setengah jam sebelum pemerahan.
Sedangkan hijauan diberikan setelah susu diperah, kurang lebih 1 jam setelah pemerahan. “Jangan memberikan hijauan atau pakan yang berbau sebelum susu diperah, karena akan menurunkan kualitas suus”, ujar Adi Sudono mengingatkan. Sebab jika diberikan sebelum atau sewaktu susu diperah, susu yang dihasilkan juga akan ikut berbau. Padahal sewaktu pemerahan, sesuatu yang berbau harus disingkirkan.
Selain masalah pakan, pemberian air minum juga tidak boleh dilupakan dan jangan sampai kekurangan “Bila air minum yang diberikan kurang, produksi susu turun”, ujar Adi Sudono. Setiap liter produksi susu membutuhkan 4 liter air minum atau minimalnya 3,5 liter air. Manajemen Pemberian Komposisi Pakan Pada Sapi perah Dara dan Masa laktasi. #SRD